Gunung Anak Krakatau Siaga, Perhatikan Nih Kata Mbah Rono

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 April 2022 14:15
Gunung anak krakatau erupsi (Dok: pvmbg)
Foto: Gunung anak krakatau erupsi (Dok: pvmbg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti Vulkanologi Surono yang akrab disapa Mbah Rono angkat bicara atas meningkatnya status Gunung Anak Krakatau, dari yang sebelumnya level II (waspada) menjadi level III (siaga).

Mbah Rono yang Mantan Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak panik atas meletusnya Gunung Anak Krakatau itu.

Yang terang, Mbah Rono bilang, bahwa naik levelnya Gunung Anak Krakatau ke level III itu tidak akan menyebabkan terjadinya tsunami. "Tidak sama sekali (tsunami). Tenang saja, dia meletus supaya materialnya untuk bangun tubuhnya supaya tinggi dan besar," kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/4/2022).

Menurut dia, selama masyarakat tidak beraktivitas di dalam radius 5 kilometer (km) Gunung Anak Krakatau, maka dipastikan dalam posisi aman.

Mbah Rono menjelaskan bahwa tsunami Gunung Anak Krakatau terjadi bukan karena adanya sebuah letusan. Namun lebih kepada bagian tubuh Gunung Anak Krakatau yang terjadi longsor akibat erupsi.

"Kan sudah longsor kemarin saat ada tsunami, kecil kemungkinan akan terjadi longsor lagi," ujarnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati sebelumnya menghimbau agar masyarakat tetap waspada, terutama atas meningkatnya status Gunung Anak Krakatau ini. Pasalnya aktivitas gunung ini berpotensi memicu gelombang laut tinggi atau tsunami.

Dwikorita mengingatkan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami. Oleh sebab itu, pihaknya bersama PVMBG, Badan Geologi, hingga BPBD setempat terus memonitor kondisi gelombang air laut di sekitar Gunung Anak Krakatau.

"Dengan meningkatnya aktivitas GAK dari level II menjadi level III, maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi tsunami di malam hari," kata dia.

Dia pun menjelaskan bahwa kewaspadaan itu diperlukan mengingat di malam hari petugas kesulitan untuk dapat melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau secara visual terkait gelombang tinggi yang mendekati pantai. Berbeda jika kondisinya di siang hari.

Meski begitu, Dwikorita meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab. Ia menghimbau supaya masyarakat mendapat informasi yang bersumber dari PVMBG-Badan Geologi dan BMKG, serta BPBD setempat.

Sementara, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait status naiknya Anak Gunung Krakatau dari level waspada menjadi siaga.

"Kami Badan Geologi terus berkoordinasi dengan BMKG karena terdapat bahaya dari erupsi Gunung Anak Krakatau yaitu bahaya longsor," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (25/4/2022).

Namun demikian, mengingat kondisi tubuh Gunung Anak Krakatau saat ini masih terbilang cukup kecil, maka potensi longsor gunung berapi ini diharapkan tidak begitu besar. Oleh sebab itu, ke depan Badan Geologi akan terus melakukan sejumlah evaluasi mengenai potensi bahaya dari longsor tersebut.

Ia pun membeberkan bahwa sejak Minggu 24 April kemarin, Anak Gunung Krakatau tengah dalam periode erupsi. Bahkan dalam tiga hari terakhir ini, tinggi kolom abu akibat erupsi teramati kurang lebih mencapai 3.000 meter.

Selain erupsi, tingkat emisi gas rumah kaca di Gunung Anak Krakatau juga mengalami peningkatan. Dimana pada 15 April emisi GRK yang dikeluarkan oleh gunung berapi ini adalah sebesar 68 ton/CO2 per hari, sementara pada 17 April 181 ton CO2/per hari, dan terakhir pada 23 April melonjak drastis menjadi 9000 ton/CO2 per hari.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gunung Anak Krakatau 'Siaga', Begini Ramalan Mbah Rono

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular