
Jerman Mulai Gamang, Kini Menyesal Telat Bantu Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Sikap Jerman dalam perang antara Rusia dan Ukraina terkesan gamang. Setelah sempat melunak terhadap Negeri Beruang Merah, kini negara itu justru menyesal tidak secara total membantu Kyiv secara militer.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck kepada Zweiter Deutsches Fernsehen, sebagaimana dikutip BBC, Senin (25/4/2022). Menurutnya, merupakan sebuah kesalahan bahwa negaranya terlambat mendukung Ukraina secara militer. Dia menilai tindakan tersebut seharusnya dimulai bertahun-tahun yang lalu.
"Kami seharusnya mendukung Ukraina secara militer jauh lebih awal, dan saya tidak hanya berbicara tentang hari atau minggu, tetapi tahun," katanya.
Adapun, pemerintahan Angela Merkel, kanselir sebelumnya, menuai banyak kritikan karena hubungannya dengan Rusia, khususnya ketergantungannya pada energi Rusia.
Habeck mengatakan Jerman sekarang membantu memasok Ukraina dengan senjata berat, setelah pemerintah berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan untuk memenuhi target NATO sebesar 2% dari PDB. Langkah yang diambil juga termasuk menangguhkan pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan Der Spiegel, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan NATO harus menghindari konfrontasi militer langsung dengan Rusia yang dapat menyebabkan perang dunia ketiga. Itu pula yang menjadi alasan jerman tidak mengirimkan senjata berat ke Ukraina.
"Penting bagi kita untuk mempertimbangkan setiap langkah dengan sangat hati-hati dan berkoordinasi erat satu sama lain. Tidak boleh ada perang nuklir," imbuhnya.
Adapun, Scholz menghadapi kritik yang meningkat dari dalam Jerman dan luar negeri atas dugaan keengganan pemerintahnya untuk mengirimkan senjata berat, seperti tank dan howitzer, ke Ukraina.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngenes! Raksasa NATO Jadi Korban Terbaru Perang Rusia-Ukraina