
IMF: Akhiri Krisis, Perang di Ukraina Harus Dihentikan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan krisis ekonomi yang kini diderita banyak negara di seluruh dunia, salah satunya dikarenakan perang Rusia dan Ukraina.
First Deputy Managing Director IMF, Gita Gopinath menjelaskan pukulan telak telah menghantam perekonomian dunia saat ini, karena di tengah dunia masih berusaha untuk bangkit dari pandemi Covid-19 namun kemudian krisis menghantam lagi akibat perang Rusia dan Ukraina.
"Jadi ada dua pukulan penting terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) yang terjadi di banyak negara saat ini. [...] Prioritas terpenting saat ini adalah untuk mengakhiri krisis. Satu-satunya yang harus diakhiri adalah perang di Ukraina," jelas Gopinath dalam High Level Discussion, bertajuk 'Strengthening Economic Recovery Amidst Heightened Uncertainty', Jumat (22/4/2022).
Negara saat ini, harus bertahan lebih kuat untuk melawan inflasi dan mengatasi utang. Respon kebijakan domestik, baik fiskal dan moneter diperlukan untuk mengantisipasinya dengan tepat.
"Pada kebijakan moneter, bank sentral harus mengembalikan target inflasi mereka dan mempertahankannya untuk prospek jangka menengah," jelas Gopinath lagi.
Semua kebijakan negara-negara berkembang sangat tergantung terhadap kebijakan moneter bank sentral di negara maju. Sehingga mereka harus mengkomunikasikan kebijakannya dengan baik dan efektif.
Dalam kebijakan fiskal, di mana banyak negara yang tidak memiliki kapasitas yang memadai, namun di satu sisi mereka juga harus menghadapi harga komoditas pangan dan energi yang tinggi. Namun, ketahanan pangan menjadi salah satu hal yang harus diprioritaskan.
"Pemerintah harus memprioritaskan ketahanan pangan dan pemerataan pajak. Serta bijak dalam mengendalikan belanja. Mereka harus meminimalkan kerugian dari pandemi Covid-19 dan juga krisis akibat perang," tuturnya.
"Bagaimana bisa mengurangi risiko jika misalnya terjadi kenaikan suku bunga di negara maju. Penting saat ini untuk meminimalisir mismatched kebijakan, serta penting untuk mengatur penyangga makropruedensial," kata Gopinath melanjutkan.
Selain itu, negara anggota juga diharapkan untuk terus memperkuat kerja sama multilateral, yang antara lain mencakup kelanjutan upaya penyelesaian pandemi, upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, mendorong produktivitas melalui digitalisasi, serta komitmen untuk penyediaan kecukupan bantuan likuiditas internasional bagi negara yang membutuhkan.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IMF: Krisis Sudah Lewat Tapi Bekas Lukanya Mengkhawatirkan