Bye AS, China Dkk, Ekonomi Indonesia To The Moon

News - Redaksi, CNBC Indonesia
29 July 2022 08:30
INFOGRAFIS, Kok Bisa RI Gak Bakal Terjerat Resesi? Foto: Infografis/ Resesi/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berhasil menjadi salah satu negara yang cerah di tengah gelapnya ekonomi global. Tak tanggung-tanggung, diperkirakan akan bisa melampui ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China.

Dalam laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (29/7/2022), ekonomi Indonesia akan melesat 5,3% pada 2022. Meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan awal, namun masih lebih tinggi dari 2021 yang mencapai 3,7%.

Sementara itu Amerika Serikat (AS) hanya mampu merealisasikan pertumbuhan 2,3% atau lebih rendah dari 2021 yang sebesar 5,7%. China yang jatuh dari sebelumnya tumbuh 8,1% menjadi 3,3%.

Selanjutnya zona Eropa seperti Jerman yang tumbuh 1,2% (sebelumnya 2,9%), Prancis 2,3% (sebelumnya 6,8%), Italia 3% (sebelumnya 6,6%), dan Spanyol 4% (sebelumnya 5,1%).

Kemudian Amerika Selatan ada Brasil dengan 1,7% (sebelumnya 4,6%) dan Meksiko 2,4% (sebelumnya 4,8%). Afrika, khususnya Nigeria mampu tumbuh 3,4% tapi masih lebih rendah dari sebelumnya 3,6%. Begitu juga dengan Afrika Selatan 2,3% dari sebelumnya 4,9%.

Sebelumnya Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengungkapkan ada beberapa alasan yang menjauhkan Indonesia dari resesi. Antara lain, penanganan covid-19 yang tepat dan mencegah penurunan ekonomi yang terlalu dalam.

"Saat Covid-19 di sini, Indonesia berhasil mencegah penurunan output ekonomi yang signifikan, tidak sedalam di banyak tempat," kata Georgieva saat berada di Jakarta beberapa waktu lalu.

Meski menghadapi 'kejutan', yakni efek perang Rusia di Ukraina, Georgieva mengatakan Indonesia tetap mencatat pertumbuhan yang positif, dimana ia yakin akan terus meningkat dengan baik.

"(Indonesia) menghadapi kejutan kedua dalam perang di Ukraina dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, dengan inflasi 4%, dan dengan anggaran yang sangat baik yang mampu memberikan dukungan, terutama kepada penduduk yang rentan," katanya.

Angka ini sendiri, menurut Georgieva, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia, sehingga ia merasa bangga dengan pencapaian Indonesia tersebut.

Selain itu, ia juga mengatakan sangat penting bagi kebijakan fiskal Indonesia untuk tetap fokus dalam memberikan bantuan dengan sasaran yang tepat. Ia mengatakan pemerintah harus fokus kepada mereka yang sangat membutuhkan, bukan memberikan subsidi kepada semua orang, termasuk masyarakat kaya.

"Mengapa? Karena jika kebijakan fiskal menghabiskan terlalu banyak, itu bisa meledakkan inflasi," tambahnya.

Infografis, Ekonomi RI Salip AS dan ChinaFoto: Infografis/ Ekonomi RI Salip AS dan China/ Edward Ricardo
Infografis, Ekonomi RI Salip AS dan China

Ia juga menilai kebijakan Indonesia dalam melakukan burden sharing melalui kerja sama antara pemerintah dengan Bank Indonesia.

"Selama krisis Covid-19, bank sentral Indonesia, Bank Indonesia (BI), memberikan beberapa dukungan moneter bekerja sama dengan pemerintah dengan keputusan untuk menghadapinya pada akhir 2022, dan kami sangat menyarankan agar keputusan ini dihormati, sekali lagi, untuk melindungi ekonomi dari goncangan dunia," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Mantap Pak Jokowi! Ekonomi RI Salip China dan Amerika


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading