Produksi Migas RI Anjlok, SKK Migas Beberkan Biang Keroknya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 22/04/2022 10:57 WIB
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi nasional selama kuartal I 2022 ini masih di bawah target.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan, lifting minyak selama Januari-Maret 2022 rata-rata mencapai 611,7 ribu barel per hari (bph), lebih rendah dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703 ribu bph.

Begitu juga dengan lifting gas, rata-rata kuartal I masih sebesar 5.321 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), lebih rendah dari target 5.800 MMSCFD.


Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, masih belum tercapainya target lifting migas selama kuartal I 2022 ini karena masih adanya sejumlah kendala. Dimulai dari titik awal produksi (entry point) pada awal tahun 2022 yang rendah karena dampak dari pandemi Covid-19 hingga terjadinya penghentian operasi yang tak terduga (unplanned shutdown) di sejumlah lapangan migas.

"Produksi dan lifting mostly kita masih terkendala karena entry point yang masih rendah di tahun 2022 karena dampak dari pandemi 2021, jadi kita lost di sana sekitar 20 ribu barel per hari (bph), kemudian mostly juga dampak dari unplanned shutdown," tuturnya saat konferensi pers, Jumat (22/04/2022).

Dia menjabarkan, pada awal Januari 2021, posisi produksi minyak masih berada di kisaran 687 ribu bph, namun sayangnya terjadi sejumlah kejadian, mulai dari kebocoran pipa seperti di Blok Offshore North West Java (ONWJ), unplanned shutdown di Medco Natuna, lalu perawatan di HCML, unplanned shutdown di BP, dan lainnya, sehingga pada akhir 2021 produksi turun menjadi 652 ribu bph.

Kemudian, terjadi kembali unplanned shutdown atau gangguan di PHE ONWJ, lalu PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), dan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) pada akhir 2021 hingga awal 2022, sehingga pada Januari 2022 produksi dimulai rendah pada tingkat 616 ribu bph. Namun pada Februari naik lagi menjadi 626 ribu bph, dan Maret 2022 sekitar 628 ribu bph.

"Kita coba bagaimana menurunkan unplanned shutdown, ini sudah jadi strategi kita, tapi so far belum sukses," ucapnya.

Dari sisi rasio penggantian produksi oleh cadangan baru (Reserve Replacement Ratio/ RRR) menurutnya mencapai 42% atau setara 265,1 juta setara barel minyak (MMBOE) dari target 635 MMBOE.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Siapkan Gebrakan Menuju Produksi Minyak 1 Juta Bph