Internasional

5 Fakta Baru Perang Rusia-Ukraina, Putin Umumkan Kemenangan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 April 2022 10:00
Perang Rusia-Ukraina Dimulai  (CNBC Indonesia TV)
Foto: Perang Rusia-Ukraina Dimulai (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina memasuki babak baru sejak awal pekan ini. Rusia disebut masuk ke fase dua penyerbuan, dengan memfokuskan Ukraina Timur.

Sejak dua pekan lalu, Rusia mengumumkan menarik diri dari serangan di Ukraina bagian tengah, di mana itu kota negara, Kyiv, berada. Namun Rusia dilaporkan sejumlah media tetap melakukan gempuran di beberapa lokasi termasuk Ukraina selatan dan barat.

Lalu apa saja fakta-fakta terbarunya? Berikut data terbaru dirangkum CNBC Indonesia, Jumat (22/4/2022).

1. Putin Umumkan Kemenangan di Mariupol

Presiden Vladimir Putin mengumumkan kemenangan di kota Mariupol, Ukraina pada Kamis. Klaim kemenangan diumumkan di televisi setempat, dihadiri Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

Mariupol adalah kota di selatan Ukraina. Rusia sudan menggempurnya sejak 24 Februari, di mana Kremlin bisa mengendalikan semua pelabuhan penting dan strategis di kota yang berada di pantai utara Laut Azov tersebut.

Putin memuji pasukannya dan menyebut kemenangan itu sebagai "pembebasan" kota. Putin bahkan meminta militer terus mengepung pabrik baja Azovstal tempat pasukan Ukraina, dan sejumlah warga sipil, bertahan.

"Agar seekor lalat pun tidak dapat melarikan diri," ujarnya.

Ukraina sendiri telah menyerukan agar koridor kemanusiaan segera dibuka untuk memungkinkan "ratusan" warga sipil dan pejuang yang terluka dievakuasi dari pabrik tersebut. Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden masih mempertanyakan apakah benar Rusia telah mengambil alih Mariupol.

"Belum ada bukti bahwa Mariupol telah sepenuhnya jatuh," katanya.

2. Bendera Soviet Berkibar di Ukraina

Bendera kemenangan Uni Soviet di Perang Dunia II (World War II) dilaporkan mulai dikibarkan di seluruh wilayah yang berhasil diduduki Rusia di Ukraina. Dalam beberapa video yang beredar, tentara Kremlin disebut telah mengibarkan bendera warna merah bergambar palu dan arit di wilayah Kherson dan Kreminna, yang sebelumnya memang telah dikuasai pasukan Rusia.

Sebagai informasi, Kherson sendiri sudah diduduki Rusia sejak awal Maret. Sedangkan Kreminna dikendalikan separatis yang didukung Rusia di awal pekan ini.

"Bendera juga ditempatkan di atas gedung dewan regional di kota Henichesk yang diduduki Rusia di provinsi Kherson," tulis media CNN International.

"Sebuah patung mantan pemimpin Soviet Vladimir Lenin dipasang kembali di depan gedung dewan awal pekan ini."

Hal ini diyakini terkait perayaan Hari Kemenangan Rusia di Perang Dunia II, 9 Mei nanti. Putin disebut Barat akan mengumumkan kemenangan di Ukraina saat itu.

"Pasukan Rusia dalam tekanan untuk mencapai apapun menjelang perayaan Hari Kemerdekaan 9 Mei Rusia," kata dua sumber pejabat Eropa dikutip laman yang sama.

Biasanya di Hari Kemenangan itu, Rusia menandainya dengan parade militer di Lapangan Merah. Termasuk pidato resmi dari Putin.

Kementerian Pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijennya mengatakan Rusia kemungkinan ingin menunjukkan "keberhasilan signifikan" 9 Mei nanti.

"Ini mempengaruhi seberapa cepat dan kuat mereka berusaha untuk melakukan operasi menjelang tanggal ini," kata kementerian dimuat CNBC International.

"Aktivitas udara Rusia tingkat tinggi bertahan saat Rusia berusaha memberikan dukungan udara jarak dekat untuk serangannya di Ukraina timur, untuk menekan dan menghancurkan kemampuan pertahanan udara Ukraina," tambah kementerian itu.

3. Bukti Baru Kejahatan Perang Rusia dari Ukraina

Intelijen militer Ukraina merilis penyadapan komunikasi angkatan bersenjata Rusia, Rabu (20/4/2022). Informasi itu diduga berisi perintah untuk membunuh tahanan perang Ukraina di kota Popasna di wilayah timur Luhansk.

"Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina menerima intersepsi audio dari percakapan penjajah (Rusia), yang mengacu pada perintah untuk membunuh semua tawanan perang Angkatan Bersenjata Ukraina yang berada di penangkaran di daerah Popasna (Wilayah Luhansk)," tweet intelijen militer Ukraina, sebagaimana dikutip CNN International.

"Ini adalah kejahatan perang yang terang-terangan, pelanggaran hukum internasional, dan contoh mencolok lainnya bahwa militer Rusia adalah pembunuh, pemerkosa, dan penjarah," tambahnya.

Sementara itu, dalam update terbaru, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa pertukaran tahanan telah terjadi antara Ukraina dan Rusia. Di ataranya terdapat korban luka parah.

"Hari ini kami memulangkan 19 orang, termasuk 10 militer (termasuk dua perwira) dan sembilan warga sipil," katanya.

"Kali ini ada yang terluka di antara yang dibebaskan, dan ini sangat penting. Setelah ini mereka akan dapat menerima perawatan penuh dan menjalani rehabilitasi."

4. Jumlah Warga Mengungsi

Laporan terbaru Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan lebih dari 7,7 juta orang mengungsi di Ukraina. Sementara menurut laporan Pemindahan Internal Ukraina ke-3, yang diterbitkan Kamis, jumlah pengungsi internal di Ukraina telah meningkat menjadi setidaknya 17,5%, atau lebih dari satu dari enam, populasi Ukraina sebelum perang.

Survei terbaru, yang dilakukan antara 11 April dan 17 April, menemukan bahwa setidaknya 60% dari pengungsi internal adalah perempuan. Lebih dari separuh pengungsi melaporkan kekurangan beberapa produk makanan.

"Sebanyak 28% keluarga dengan anak di bawah usia lima tahun mengatakan mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan makanan yang cukup untuk anak-anak mereka," ujar IOM.

Halaman 2>>

5. Rusia Tutup Konsulat 3 Negara dan 2 Syarat Perang Berakhir

Rusia menutup konsulat tiga negara Baltik bekas Uni Soviet. Ini ditegaskan Kementerian Luar Negeri Rusia, Kamis.

Pernyataan itu mengatakan konsulat Latvia di St. Petersburg dan Pskov, serta konsulat jenderal Estonia dan Lithuania di St. Petersburg akan ditutup. Semua karyawan mereka menyatakan "persona non grata."

Ungkapan "persona non grata" sendiri secara harfiah berarti "orang yang tidak diinginkan". Mendeklarasikan seseorang seperti itu biasanya berarti mereka harus meninggalkan Rusia sesegera mungkin.

Sementara itu, Rusia juga kembali memberikan pernyataan terbaru kapan perang bisa diakhiri. Moskow mengatakan ini bisa berakhir bila wilayah Donbass dapat "dibebaskan" dan Kyiv mau benar-benar mengakhiri niatnya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Di antaranya adalah perlindungan penduduk Donbass yang damai, demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta hilangnya ancaman Rusia dari rencana Ukraina untuk bergabung ke NATO," ujar Kepala Departemen (Commonwealth of Independent States) CIS II Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Polishchuk, dalam sebuah wawancara dengan TASS, Kamis.

Polishchuk menambahkan bahwa hingga saat ini "operasi militernya" berjalan sesuai rencana. Ia optimis tujuan ini akan tercapai.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular