Internasional

Heboh Inggris-AS-Kanada Walk-Out di G20, Ini yang Terjadi

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
22 April 2022 06:50
Presiden Joko Widodo mengikuti Pertemuan untuk menerima presidensi G20 pada tahun 2022 pada sesi penutupan KTT G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia, pada Minggu, 31 Oktober 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Foto: Presiden Joko Widodo mengikuti Pertemuan untuk menerima presidensi G20 pada tahun 2022 pada sesi penutupan KTT G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia, pada Minggu, 31 Oktober 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga negara, yakni Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Kanada melakukan aksi walk-out terkoordinasi dari pertemuan G20. Hal tersebut dilakukan di sela-sela pertemuan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 ke-2 di Washington D.C, Rabu (20/4/2022) malam waktu setempat atau Kamis (21/4/2022) pagi waktu RI.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen memulai langkah tersebut. Diikuti rekannya dari Inggris dan Kanada, lalu para pemimpin keuangan global lain.

Apa yang terjadi?

Tindakan itu terjadi saat delegasi Rusia berbicara pada pertemuan di Washington itu. Rusia sendiri diwakili Menteri Keuangan Anton Siluanov.

Langkah itu diambil sebagai bentuk protes atas serangan Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari lalu.

Kantor Yellen menolak berkomentar. Namun dua sepadannya bersuara.

"Kami bersatu dalam kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia," kata Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak melalui akun twitter-nya, dikutip The Guardian.

"Demokrasi dunia tidak akan berpangku tangan dalam menghadapi agresi Rusia dan kejahatan perang yang berkelanjutan," kata Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland.

 Tahun ini RI menjadi pemimpinnya dan diberi gelar presidensi G20. Selain RI, G20 terdiri dari Amerika Serikat (AS), Afrika Selatan (Afsel), Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, China, Turki, dan Uni Eropa.

Dalam FMCBG kemarin, Ukraina juga hadir. Banyak negara menyuarakan kekhawatirannya soal perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung selesai.

Sementara itu, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani juga tampil di agenda itu mengklaim, walk-out yang dilakukan oleh tiga negara tidak sama sekali mengganggu jalannya diskusi. Dirinya menilai hal tersebut sebagai hal yang wajar dalam menyampaikan pendapatnya.

"Jadi, dalam hal ini tidak terlalu mengejutkan kita semua, terutama bagi kita sebagai ketua, dan menurut saya hal itu tidak menimbulkan masalah dalam pembahasan kita, yang juga berkaitan dengan substansi itu sendiri," tutur Sri Mulyani.

"Saya pikir ini baik dan diakui secara luas dan diungkapkan secara terbuka oleh semua anggota.Karena saya pikir anggota G20 melihat tanggung jawab kelompok, ini agar kita dapat mengatasi masalah yang secara sistemik penting bagi ekonomi global."

Puncak KTT G20 sendiri akan digelar di Bali, Oktober. Sebelumnya dikabarkan Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir.

Ini juga membuat beberapa negara menyuarakan dikeluarkannya Rusia dalam keanggotaan. Namun China dan Brasil menolaknya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Negara Walk-Out dari Pertemuan G-20, Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular