
Ramai-ramai Negara Menuju Endemi, Begini Pandangan G20

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespon pertanyaan wartawan mengenai bagaimana sikap Negara G20 di tengah banyak negara yang memutuskan bahwa pandemi Covid-19 saat ini sudah mengarah kepada endemi.
Sri Mulyani menjelaskan, sampai saat ini fokus pembahasan negara anggota G20 adalah bagaimana laju penularan infeksi virus corona ini bisa berakhir. Juga, agar dunia lebih mempersiapkan diri jika pandemi berikutnya kembali terjadi.
"Karena Covid-19 tidak akan menjadi pandemi pertama atau terakhir. Itu mengapa penting dalam hal ini, G20 untuk mengatasi masalah ini. Terpenting saat ini adalah mengidentifikasi apa yang sebenarnya menjadi sumber masalah, yaitu kesenjangan sistem keuangan," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers FMCBG G20 ke-2 secara virtual, Kamis (21/4/2022).
Sehingga ke depan, ketika pandemi dalam bentuk lain menghantam dunia, kemampuan negara, baik tingkat regional dan global dapat merespon lebih cepat dan selektif.
Saat ini, kata Sri Mulyani negara G20 telah menyepakati untuk menugaskan Bank Dunia dan World Health Organization (WHO) untuk menghitung dan memperkirakan berapa biaya yang dibutuhkan setiap negara dalam menghadapi pandemi. Mengingat, kekuatan ekonomi setiap negara berbeda-beda.
"World Bank dan WHO mereka berdua ditugaskan untuk memperkirakan berapa gap pembiayaannya. Ini perlu untuk setiap negara agar dapat lebih baik dalam menghadapi pandemi di kemudian hari," ujarnya.
Negara G20 juga, menyadari bahwa penting bagi setiap negara membangun fasilitas pembiayaan yang terkoordinasi.
"Jadi ini semua sedang dibahas dan yang sangat menggembirakan dalam pertemuan ini, bahwa saya mendapat banyak dukungan yang besar, agar kami dapat mendirikan fasilitas pembiayaan ini," kata Sri Mulyani lagi.
Kendati demikian, sampai saat ini tata kelola serta mekanisme pengambilan keputusan masih akan terus dibahas. Yang jelas hikmah yang bisa dipetik dari pandemi yang dahsyat ini, kata Sri Mulyani adalah bisa menginisiasi fasilitas pembiayaan, sekaligus mendorong WHO untuk dapat lebih memberikan arahan yang jelas kepada dunia jika sewaktu-waktu pandemi datang lagi.
"Ini akan menciptakan kepastian yang lebih besar, bahwa sekarang dengan pandemi ini kita semua harus benar-benar menengok 2,5 tahun ke belakang mengenai ekonomi dan aktivitas masyarakat terlah terpengaruh sangat signifikan," jelas Sri Mulyani.
"Itu lah mengapa kami ingin belajar dari pandemi ini dan memiliki persiapan yang lebih baik," kata Sri Mulyani melanjutkan.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bocoran Menteri Jokowi: Akan Ada Kebijakan Luar Biasa di G20
