Internasional

Pasifik Memanas! Tetangga RI Waswas Manuver China di Solomon

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 20/04/2022 17:40 WIB
Foto: Solomon Islands (Dok: Goggle Maps)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Australia menyatakan kekhawatirannya terkait pakta pertahanan yang dibentuk oleh China dan Kepulauan Solomon. Canberra mengatakan pakta itu bisa berkembang menjadi pembangunan pangkalan militer Beijing di wilayah itu.

Dalam sebuah dokumen yang telah diverifikasi pemerintah Australia, kapal perang China disebut-sebut akan diizinkan berlabuh di Kepulauan Solomon dan dapat mengirim pasukan keamanan "untuk membantu menjaga ketertiban sosial" pasca penandatanganan pakta itu.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan Menteri Pasifik Zed Seselja menyebut kesepakatan yang baru antara China dan Solomon itu sangat mengecewakan. Mereka khawatir tentang kurangnya transparansi dalam pengembangan pakta itu.


"Pandangan kami yang secara konsisten dinyatakan, termasuk dari perspektif kepentingan nasional Australia, tetap bahwa keluarga Pasifik berada di tempat terbaik untuk memenuhi kebutuhan keamanan kawasan," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama dikutip BBC, Rabu (20/4/2022).

Meski begitu, dugaan ini dibantah keras oleh Solomon dan China. Perdana Menteri (PM) Solomon Manasseh Sogavare mengatakan pakta itu tidak akan merusak perdamaian dan harmoni di kawasan itu.

"Pakta itu tidak ditujukan pada sekutu tradisional tetapi lebih pada situasi keamanan internal kita sendiri. Itu dibuat dengan mata terbuka lebar, dipandu oleh kepentingan nasional kita," ujarnya.

Dari pihak China, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Beijing mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa kesepakatan akhir telah mempertahankan ketentuan tentang "menjaga ketertiban sosial".

Hal ini sendiri disuarakan Canberra tak lama sebelum Amerika Serikat (AS), yang merupakan sekutu utamanya, menyatakan akan mengunjungi Solomon.

Dalam kunjungan itu, Gedung Putih menugaskan Koordinator Gedung Putih Indo-Pasifik Kurt Campbell dan Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink. Keduanya akan memimpin delegasi AS untuk berdiskusi terkait persoalan keamanan.

Sementara itu, hubungan antara Solomon dan China itu sempat memicu kerusuhan di dalam negerinya Kepulauan Pasifik itu. Pada akhir November lalu, kerusuhan pecah di ibukota Solomon, Honiara, dan membuat beberapa bangunan vital negara itu dihancurkan.

Kerusuhan ini sendiri berhulu dari konflik China dan Taiwan. Pada tahun 2019 lalu, pemerintah Solomon secara resmi menghentikan pengakuannya atas Taipei dan mulai berpindah kepada Beijing. Taiwan sendiri juga diketahui merupakan mitra dekat dari Washington.

Langkah ini ditentang keras oleh warga di wilayah Malaita, yang merupakan wilayah asal para pengunjuk rasa. Pemimpin daerah Malaita, Daniel Suidani, dikenal dekat dengan Taipei dan berjanji tidak akan mengizinkan Beijing berinvestasi di wilayahnya.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: China Apresiasi Dukungan Pemerintah Solomon Islands