Investasi Migas RI Kalah Menarik dari Tetangga, Kenapa?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
Rabu, 20/04/2022 16:45 WIB
Foto: Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) proyek IDD, Kalimantan, Indonesia. Doc. Chevron

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tak menampik bahwa investasi di sektor hulu migas Indonesia masih kalah menarik dengan investasi di negara-negara tetangga seperti di Asia.

Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara menyatakan, untuk menarik investasi lebih baik dari negara-negara tetangga itu, terdapat beberapa hal yang mesti diubah oleh pemerintah Indonesia, salah satunya adalah insentif berupa perubahan fiskal dan bagi hasil migas.

Benny mengatakan, investor membutuhkan insentif lebih baik dalam pengelolaan hulu migas lantaran berbisnis di sektor ini memiliki risiko yang sangat besar.


"Unfortunately, economics-nya tidak terlalu bagus, kalo tidak kasih insentif tidak dikerjakan. Kenpa butuh insentif? Kita ada fiskal sebelumnya bagi hasil tidak terlalu menarik karena di tempat lain lebih menarik dan lebih responsif," ungkap Benny.

"Misalnya di Vietnam ada suatu lapangan, dipakai ekonomis mau IRR 15% bisa dapat dengan barang sama, harga sama, biaya, dan volume yang sama," ungkap Benny dalam diskusi bersama Media dan Indonesian Petroleum Association (IPA), Selasa (9/4/2022).

Ia juga mengatakan, bahwa kemudahan berusaha di Indonesia lebih sulit ketimbang di negara-negara tetangga lainnya. Kebanyakan para investor harus berurusan banyak dengan regional dan lainnya.

"Di penawaran blok baru ada perubahan yang baik, memang masalahnya kita berubah, negara tetangga juga berubah, ini masalahnya juga. Jadi ada kompetisi, kita gak bisa berhenti jangan sampai tidak improve. Kemudahan berusaha di Indonesia agak lebih sulit dibandingkan negara lain, urusan banyak dengan regional dan lainnya,' tandas Benny.

Praktisi Migas Senior sekaligus Mantan Gubernur Indonesia untuk OPEC, Widhyawan Prawiraatmaja menayatakan, bahwa untuk meningkatkan produksi migas dalam negeri, Indonesia memiliki segudang pekerjaan rumah (PR). Diantaranya adalah persoalan kemudahan berinvestasi.

Dia berharap, di tengah tingginya harga minyak mentah dunia ini, Indonesia bisa mengoptimalkan daya tarik investasi migas pada tahun-tahun ke depan.

"Investasi migas ini adalah investasi jangka panjang, jadi investor harus memiliki keyakinan dalam melaksanakan kegiatan usahanya, untuk itulah UU Migas menjadi solusi untuk menarik investasi migas ke Indonesia," ujar dia.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pak Prabowo, Efisiensi Bikin Hotel Merana & PHK di Depan Mata