Internasional

IMF Mau Bantu Sri Lanka Hadapi Krisis, Tapi...

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
Rabu, 20/04/2022 12:25 WIB
Foto: Warga Sri Lanka meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah saat protes di luar kantor presiden di Kolombo, Sri Lanka, Senin (11/4/2022). Ribuan warga Sri Lanka memprotes menyerukan agar presiden negara itu mengundurkan diri di tengah krisis ekonomi terburuk dalam sejarah. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pembicaraan terkait program pinjaman yang diajukan oleh Sri Lanka baru berada pada tahap awal. Negara itu dinilai perlu memiliki jaminan yang memadai dan utang yang diberikan dapat digunakan untuk ekonomi berkelanjutan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email kepada Reuters, Kepala Misi IMF Sri Lanka Masahiro Nozaki mengatakan bahwa Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva membahas opsi pinjaman dan rencana kebijakan dengan delegasi Sri Lanka pada Selasa (19/4/2022).


"Program yang didukung IMF harus dirancang untuk menyelesaikan masalah neraca pembayaran akut Sri Lanka dan mengembalikan ekonomi ke jalur pertumbuhan berkelanjutan sedini mungkin," kata Nozaki.

Nozaki mengatakan IMF sangat prihatin dengan krisis ekonomi saat ini di Sri Lanka dan kesulitan yang diderita oleh rakyatnya, terutama yang miskin dan rentan.

Namun, dia menuturkan bahwa dalam penilaian IMF pada bulan lalu, utang Sri Lanka tidak berkelanjutan. Hal itu menjadi perhatian khusus karena perlu ada perbaikan sebelum utang baru atau instrumen pembiayaan cepat (RFI) dapat diberikan.

Pemulihan kesinambungan utang seperti itu biasanya memerlukan restrukturisasi atau profil ulang utang publik, yang dalam kasus Sri Lanka akan membutuhkan kerja sama dari China, salah satu kreditur bilateral terbesarnya.

Adapun, IMF menggunakan RFI bersyarat rendah secara ekstensif untuk membantu negara-negara selama pandemi Covid-19. Instrumen itu juga dipakai untuk meringankan masalah neraca pembayaran setelah bencana alam, konflik, dan guncangan harga komoditas.

"Pertimbangan ini perlu diperiksa dalam pemberian RFI untuk Sri Lanka," kata Nozaki.

Dia menambahkan bahwa desain khusus pinjaman IMF bagi Sri Lanka, termasuk target program dan persyaratan, akan disepakati melalui diskusi ekstensif antara pemerintah dan staf IMF.

Sebelumnya, Sri Lanka mendesak IMF untuk memberikan bantuan keuangan secara cepat seiring dengan hantaman krisis terburuk sejak 1948 yang ditandai dengan gagal bayar utang.

Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry memulai pembicaraan formal dengan IMF di Washington pada Senin (18/4/2022) untuk sebuah program yang diharapkan pemerintah dapat menambah cadangan devisa. Hal tersebut akan digunakan untuk membiayai impor barang-barang penting, termasuk makanan dan obat-obatan.

"(Menteri luar negeri) membuat permintaan untuk instrumen pembiayaan cepat (RFI) untuk mengurangi masalah rantai pasokan saat ini. Namun, IMF sempat berpandangan bahwa hal itu tidak memenuhi kriteria mereka," kata ajudan Sabry Shamir Zavahir.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bayar Utang Lancar, Kenapa Ekonomi RI Dibilang Rawan?