Internasional

Kacaunya Sri Lanka, IMF Pun Belum Bisa Bantu Suntik Dana

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 July 2022 20:48
Police use teargas as Sri Lankan protesters storm the compound of prime minister Ranil Wickremesinghe 's office, demanding he resign after president Gotabaya Rajapaksa fled amid economic crisis in Colombo, Sri Lanka, Wednesday, July 13, 2022. (AP Photo/Rafiq Maqbool)
Foto: AP/Rafiq Maqbool

Jakarta, CNBC Indonesia - Sri Lanka kini tengah mengalami kekacauan. Negara itu bankrut, presidennya melarikan diri ke negara lain dan membutuhkan data talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Namun, Deborah Brautigam, seorang profesor dari Universitas Johns Hopkins mengatakan Negeri Ceylon ini perlu keluar dari keadaan kacaunya saat ini sebelum IMF turun tangan dengan dana talangan.

"IMF tidak dapat... berinteraksi dengan pemerintah ketika keadaan berada dalam mode krisis yang berkelanjutan. Jadi sampai pemerintah stabil, sampai mereka memiliki menteri keuangan, tidak ada yang bisa diajak bicara oleh IMF, " kata Brautigam, melansir CNBC International, Jumat (22/7/2022).

Brautigam mengatakan IMF harus dapat bekerja dengan pemerintah Sri Lanka untuk menyusun sebuah program. "IMF tidak akan meminjamkan ke dalam situasi di mana mereka menganggap uang mereka tidak akan dilunasi," tambahnya.

Profesor Johns Hopkins itu juga mengatakan IMF membutuhkan jaminan dari pemerintah bahwa ia akan mendapatkan "rumah fiskalnya." Dia mengatakan IMF akan mencoba untuk memastikan bahwa pendapatan pemerintah dan pengeluaran mereka "bersesuaian lebih baik."

"Jadi jika Sri Lanka tidak dapat memberikan jaminan, tidak akan ada apa pun dari IMF," kata Brautigam, menambahkan bahwa Sri Lanka tidak akan dapat memberikan apa yang dibutuhkan "selama krisis masih berlangsung."

Dia mengatakan IMF juga akan mencari jaminan dari kreditur Sri Lanka bahwa mereka akan memberikan bantuan apa pun yang diperlukan untuk membenahi utang negaranya. IMF sendiri tidak dapat melanjutkan program untuk negara tanpa jaminan itu, tambahnya.

Sri Lanka telah dilanda protes selama berbulan-bulan dan menderita krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan. Pekan lalu, mantan presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri setelah pengunjuk rasa menyerbu kediamannya.

Para legislator negara itu telah memilih Ranil Wickremesinghe, mantan perdana menteri negara sebagai presiden baru. Pria berusia 73 tahun itu mengambil alih sebagai perdana menteri pada Mei ketika kakak laki-laki Rajapaksa, Mahinda Rajapaksa, mengundurkan diri.

Belum jelas apakah perubahan kepemimpinan ini akan memuaskan para pengunjuk rasa. Namun pada Jumat, Wickremesinghe mengirim pasukan ke lokasi protes populer, dan tentara menghancurkan tenda serta kamp darurat sehari setelah dia dilantik, menurut laporan Reuters.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Lanka Dapat 'Angin Segar' dari IMF

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular