Awas "Kiamat" Baru Muncul Gegara Perang Rusia-Ukraina: Jagung
Jakarta, CNBC Indonesia - "Kiamat" baru sepertinya terjadi karena perang Rusia dan Ukraina. Kali ini bukan energi melainkan dari sumber pangan.
Harga jagung dunia telah mencapai rekor tertinggi baru dalam sembilan tahun terakhir, Selasa (19/4/2022). Hal ini didorong oleh kenaikan permintaan sebagai substitusi bahan pangan produksi Rusia dan Ukraina.
Mengutip CNBC International, harga jagung berjangka Juli diperdagangkan di atas US$ 8 (Rp 115 ribu) per gantang, rekor tertinggi sejak September 2012. Sebelumnya, pada awal tahun ini, jagung diperdagangkan mendekati US$ 6 per gantang.
Rusia dan Ukraina merupakan salah satu lumbung pangan dunia. Ukraina adalah pengekspor utama gandum dan barang-barang lainnya, seperti minyak bunga matahari.
Sementara Rusia adalah produsen utama gandum. Rusia juga mengimpor banyak bahan kimia yang digunakan dalam prodüksiyon pupuk.
Ketidaktersediaan gandum dari dua negara membuat jagung jadi barang pengganti yang ramai diburu. "Hal itu membuat para pedagang berjangka bertaruh ... menaikkan harga," ujar laporan media Amerika Serikat (AS) itu.
Selain perang, komoditas pertanian mengalami beberapa tekanan harga akibat gangguan rantai pasokan dan biaya transportasi yang tinggi. Ini juga dipengaruhi oleh kekeringan di AS bagian barat dan juga bagian lainnya.
Bank Dunia sendiri telah memperingatkan bahwa kerawanan pangan global kemungkinan akan meningkat tahun ini karena harga yang lebih tinggi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut krisis pangan akan mengancam sejumlah negara, terutama Afrika dan Timur Tengah.
(sef/sef)