
Sederet "Kiamat" Terjadi karena Perang Rusia-Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina telah berlangsung hampir dua bulan lamanya. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda eskalasi serangan menurun.
Konflik militer antara kedua negara pun menimbulkan banyak efek yang luas. Tak hanya korban jiwa dan pengungsi, namun juga berdampak pasokan kebutuhan global mengingat kedua negara memiliki peran yang penting bagi perekonomian dunia.
Lalu dampak global apa sajakah yang dihasilkan oleh pertempuran ini? Berikut rangkumannya seperti dikutip CNBC International, Kamis (21/4/2022).
1. Ketegangan Pasar
Pasar keuangan global terus fokus pada perang yang saat ini mulai berfokus di Timur Ukraina, tepatnya wilayah Donbass. Hal ini dilakukan karena asumsi bahwa siapapun yang menang di Donbass akan menjadi pemenang dari pertempuran ini.
"Lupakan konsekuensi geopolitik sejenak. Gelombang ketidakstabilan ekonomi tektonik yang dipicu oleh konflik Ukraina telah mengejutkan dan membuat komentar global para politisi, bankir sentral, ekonom dan analis investasi lengah," ujar ahli strategi di Shard Capital, Bill Blain.
Konflik ini sendiri mengerek inflasi di beberapa negara yang membuat investor terguncang. Dana Moneter internasional (IMF) memperkirakan tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) akan mencapai 7,7% tahun ini dan 5,3% di zona euro.
Ini juga mendorong imbal hasil pada catatan Treasury 10-tahun benchmark menyentuh 2,94% pada hari Selasa, level yang tidak terlihat sejak akhir 2018.
2. Terpukulnya Pemulihan Ekonomi Global
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan globalnya untuk 2022 dan 2023 pada hari Selasa, dengan mengatakan dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina akan menyebar jauh dan luas, menambah tekanan harga dan memperburuk tantangan kebijakan yang signifikan.
"Rusia adalah pemasok utama minyak, gas, dan logam, dan, bersama dengan Ukraina, gandum dan jagung. Berkurangnya pasokan komoditas ini telah mendorong harga mereka naik tajam," kata IMF.
Sementara itu, Bank Dunia menurunkan perkiraan pertumbuhan globalnya untuk tahun 2022 hampir sebesar persentase poin penuh, dari 4,1% menjadi 3,2%, dengan alasan tekanan yang diberikan oleh invasi Rusia ke Ukraina terhadap ekonomi global.
3. Kenaikan Harga Pangan
Harga pangan global diketahui melonjak pasca perang ini. Pasalnya, baik Ukraina maupun Rusia, merupakan produsen utama komoditas pangan seperti gandum, jagung, dan juga biji bunga matahari.
"Wilayah Ukraina-Rusia bertanggung jawab atas sekitar 30% ekspor gandum global dan 65% bunga matahari, dalam konteks di mana pasar-pasar tersebut semakin ketat dan saling berhubungan sehingga sedikit gangguan pasokan akan berdampak pada harga," kata mitra di McKinsey, Nicolas Denis.
Lembaga Pangan Dunia atau FAO menyebut bahwa kelangkaan pangan mungkin juga akan terjadi di Timur Tengah, Asia, dan Afrika. Dalam laporannya, lembaga internasional itu juga menambahkan Rusia adalah produsen utama pupuk.
"Dengan intensitas dan durasi konflik yang tidak pasti, kemungkinan gangguan terhadap kegiatan pertanian dari dua eksportir utama komoditas pokok ini dapat secara serius meningkatkan kerawanan pangan secara global, ketika harga pangan dan input internasional sudah tinggi dan rentan," kata Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Rusia-Ukraina Makan Korban, Ini Dampak ke Eropa-Asia