Infrastruktur Kilang Tuban Disiapkan, Kapan Gas Mengalir?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
19 April 2022 14:05
Kilang Tuban. (Doc Pertamina)
Foto: Kilang Tuban Pertamina. (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Subholding gas PT Pertamina yakni PT PGN dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) menandatangani Head of Agreement (HOA) kerja sama penyediaan gas bumi di Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Dengan kerja sama ini, PGN siap menyediakan infrastruktur pendukung untuk penjualan gas ke PRPP, baik melalui Land Based LNG Terminal maupun Pipeline & Stations.

CEO Subholding Gas PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti sesegera mungkin dalam perjanjian definitif dan akan saling mendukung antar Subholding di Pertamina. Terutama untuk mengakselerasi penyelesaian on track proyek GRR Tuban ini.

"Sehingga memberikan manfaat bagi energi nasional dan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional," terang Haryo, Selasa (19/4/2022).

Dengan volume kebutuhan gas sebesar 227 BBTUD pada tahun 2027 dan 351 BBTUD pada tahun 2028 sampai dengan 2046, PGN berkomitmen memenuhi energi gas bumi ke GRR Tuban.

GRR Tuban terletak ±55 Km dari Pipa Transmisi Gresik- Semarang (Gresem). Pipa Gresem terhubung dengan Pipa EJGP, Pipa Hulu di area Jatim, dan Pipa Kalija di Jawa Tengah, sehingga hal ini dapat dilakukan integrasi infrastruktur pipa dan LNG untuk menyalurkan gas ke Kilang Tuban.

Pasokan gas di GRR Tuban nantinya dapat meningkatkan efisiensi Kilang Pertamina dan meningkatkan nilai keekonomian di Pertamina Group dalam menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik global saat ini.

"Terlepas dari perkembangan situasi global saat ini yang cukup berpengaruh terhadap Pertamina Group, kami tetap memastikan "No Point of Return" untuk terus mewujudkan pembangunan kilang GRR Tuban yang diproyeksikan akan beroperasi di akhir tahun 2027 mendatang," tegas President Director PRPP Reizaldi Gustino.

PGN dan PRPP akan mengelola integrasi jadwal penyediaan gas terhadap master schedule project GRR Tuban, serta mengidentifikasi skenario pemenuhan gas dengan pasokan LNG portofolio Pertamina dan gas gas pipa yang paling optimal.

Untuk Supply LNG, Kilang PRPP telah menyediakan lahan dan akan membangun jetty untuk sandar kapal besar termasuk Incoming LNGC. Dengan begitu, skenario Supply LNG dengan moda Land Based LNG Terminal lebih feasible.

Pembangunan integrated refinery petrochemical ini juga menjadi mitigasi dari business risk Pertamina ke depan agar semakin sustain. Ketika demand BBM menurun, maka Kilang Pertamina akan memproduksi petrokimia dan dapat membangun infrastruktur turunannya.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan keberhasilan proyek GRR Tuban nantinya akan memiliki nilai strategis bagi Pertamina dan Indonesia. Pasalnya, ini akan menjadi integrated refinery and petrochemical pertama di Indonesia.

Menurutnya GRR Tuban akan menghasilkan produk petrokimia yang saat ini masih didominasi oleh impor, sehingga akan menjadi salah satu langkah bagi Indonesia untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan mengurangi impor petrochemical.

"Dengan kita sudah memproduksi petrochemical, maka ini menjadi strategi bisnis Pertamina dalam menghadapi transisi energi ke depan," kata Nicke dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022).

Namun demikian, pembangunan integrated refinery petrochemical ini membutuhkan investasi yang besar. Oleh sebab itu, Pertamina berupaya untuk menurunkan investasi melalui integrasi. Dengan integrasi ini, beberapa utility tidak perlu dibangun karena mengoptimalkan apa yang sudah dimiliki oleh Pertamina Group.

"Kita akan menggunakan market price sebagai dasar mengambil keputusan dan competitiveness. Kita juga tetap berharap dapat mendorong efisiensi, karena pada akhirnya ketika efisiensi terjadi akan meningkatkan profitability dan dikonsolidasikan ke Pertamina Group," ujar Nicke.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Percepat Proyek Kilang Tuban, Pertamina Fokus Lakukan FEED

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular