Rosneft Kena Sanksi AS, Proyek Kilang Tuban RI Kena Imbas?
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu buka suara perihal sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan asal Rusia yakni Rosneft.
Terlebih, Rosneft sendiri saat ini terlibat dalam proyek grass root refinery (GRR) Kilang Tuban di Jawa Timur bersama PT Pertamina (Persero).
Todotua menegaskan, konflik antara AS dengan Rusia tidak berpengaruh pada proyek kilang minyak di Indonesia yang dikembangkan oleh Rosneft.
"Kalau itu menurut saya tidak ada kaitannya dengan sanksi-sanksi Rusia, tetapi itu lebih kepada strategi keekonomiannya. Ada basis line ARR yang disepakati dan memang dilihat strategi itunya. Tidak ada kaitannya dengan isu, tapi bicara hanya murni bisnisnya aja," kata Todotua di sela acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Sebagai gambaran, pemerintah AS menjatuhkan sanksi pemblokiran penuh terhadap dua pilar utama industri energi Rusia yaitu Rosneft dan Lukoil. Dua perusahaan yang menguasai hampir setengah dari total ekspor minyak Rusia, atau sekitar 2,2 juta barel per hari.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengimbau agar jangan terlalu khawatir atas sanksi yang diberikan AS terhadap perusahaan asal Rusia yakni Rosneft.
Terlebih, Rosneft sendiri saat ini terlibat dalam proyek grass root refinery (GRR) Kilang Tuban di Jawa Timur bersama PT Pertamina (Persero).
"Tenang aja, banyak jalan menuju surga. Ya jangan terlalu khawatir berlebihan ya. Kita sudah siasati," ungkap Bahlil usai Upacara Peringatan Hari Pertambangan Dan Energi ke 80 di Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bagaimana Nasib Proyek Kilang BBM Rusia di RI? Ini Kata Bahlil