Diterjang Krisis Ekonomi, Sri Lanka 'Ngemis' Bantuan ke IMF
Jakarta, CNBC Indonesia - Sri Lanka mendesak Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberikan bantuan keuangan secara cepat seiring dengan hantaman krisis terburuk sejak 1948 yang ditandai dengan gagal bayar utang.
Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry memulai pembicaraan formal dengan IMF di Washington pada Senin (18/4/2022) untuk sebuah program yang diharapkan pemerintah dapat menambah cadangan devisa. Hal tersebut akan digunakan untuk membiayai impor barang-barang penting, termasuk makanan dan obat-obatan.
"(Menteri luar negeri) membuat permintaan untuk instrumen pembiayaan cepat (RFI) untuk mengurangi masalah rantai pasokan saat ini. Namun, IMF sempat berpandangan bahwa hal itu tidak memenuhi kriteria mereka," kata ajudan Sabry Shamir Zavahir melalui Twitter, dikutip oleh Reuters.
"Namun, India kemudian membuat representasi pada RFI untuk Sri Lanka dan IMF dapat mempertimbangkan permintaan ini karena keadaan yang unik."
Adapun, Sri Lanka mencari sekitar $ 3 miliar dalam beberapa bulan mendatang dari berbagai sumber termasuk IMF, Bank Dunia, dan India untuk mencegah krisis makin meluas.
Pekan lalu, bank sentral negara itu mengatakan pihaknya menangguhkan pembayaran beberapa utang luar negerinya sambil menunggu restrukturisasi.
Di Ibu Kota Kolombo, protes menuntut penggulingan Presiden Gotabaya Rajapaksa telah berlangsung selama lebih dari seminggu.
Adapun, protes telah meletus di negara kepulauan itu saat negara itu memerangi krisis keuangan yang disebabkan oleh salah kelola keuangan yang diperparah dampak Covid-19. Tak hanya itu, kenaikan harga komoditas, termasuk bahan bakar juga telah menguras negara tetangga India tersebut.
(luc/luc)