
Yang Mahal Gak Cuma di RI, Daftar Negara Kena Tsunami Inflasi

Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) memiliki "musuh dalam selimut" yang makin menjadi-jadi. Ini merujuk ke inflasi yang makin tinggi di negara itu.
AS mencatatkan inflasi tahunan sebesar 8,5% pada Maret 2022, lebih tinggi dari Inflasi tahunan pada bulan sebelumnya sebesar 7,9%., Selasa (12/4/2022). Indeks harga konsumen itu juga menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981.
Mengutip Biro Statistik Ketenagakerjaan AS, catatan inflasi itu pun berada di atas ekspektasi dalam konsensus para ekonom sebesar 8,4%. Secara bulanan, inflasi Maret 2022 sebesar 1,2%, sama dengan ekspektasi para ekonom.
Adapun, kenaikan harga bahan bakar, tempat tinggal, dan makanan menjadi kontributor utama kenaikan inflasi tersebut. Harga energi tercatat naik 32% dan harga makanan naik 8,8%, tertinggi sejak Mei 1981.
Mengutip CNBC International, data tersebut mencerminkan kenaikan harga yang belum pernah terlihat sejak stagflasi menghantam AS pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Akibat lonjakan inflasi tersebut, pendapatan riil yang sejatinya naik 5,6% pun belum dapat mengompensasi biaya hidup yang juga meningkat.
Inggris
Laju inflasi di Inggris mengalami kenaikan yang luar biasa di pengumuman Rabu (13/4/2022). Pada Maret 2022, laju inflasi di Inggris mencapai 7% secara tahunan atau tertinggi sejak 30 tahun terakhir.
Melansir CNBC International, inflasi Maret 2022 secara bulanan naik 1,1%. Dengam demikian, inflasi tahunan dan bulanan itu sama-sama di atas ekspektasi dalam jajak pendapat ekonom Reuters, yakni 6,7% dan 0,7%.
Kenaikan tahunan 7% dalam indeks harga konsumen (CPI) adalah yang tertinggi sejak Maret 1992. Sebelumnya, tingkat inflasi Inggris per Desember 2021 mencapai 5,4% secara tahunan, dan laju inflasi di Inggris mencapai 5,5% pada Januari 2022.
Tingginya harga energi menjadi faktor terbesar kenaikan inflasi di Inggris. "Pakaian dan alas kaki juga mendorong laju inflasi naik, meskipun ada penurunan harga-harga barang tradisional," kata Kepala Ekonom ONS, Grant Fitzner.
Bank of England (BoE) telah menaikkan suku bunga pada tiga pertemuan kebijakan moneter berturut-turut, menaikkan biaya pinjaman dari terendah bersejarah 0,1% menjadi 0,75%. Ini tampaknya menahan inflasi tanpa menghentikan pertumbuhan ekonomi.
India
Inflasi di India juga naik tajam. Bahkan para analis percaya tren kenaikan masih akan terus terjadi.
Data Kementerian Statistik India, menunjukkan inflasi ritel naik 6,95% pada Maret dari tahun lalu. Ini menandai bulan ketiga berturut-turut inflasi di atas target bank sentral India (RBI) sebesar 6%.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah mengamanatkan RBI untuk menjaga inflasi ritel pada 4%, dengan margin 2%, untuk periode lima tahun yang berakhir Maret 2026. Namun pekan lalu ini direvisi.
"Dalam urutan prioritas, kami sekarang menempatkan inflasi sebelum pertumbuhan. Saatnya tepat untuk memprioritaskan inflasi di atas pertumbuhan," kata Gubernur RBI Shaktikanta Das, awal pekan lalu.
RBI juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi India untuk tahun fiskal saat ini dari 7,8% menjadi 7,2%. Alasannya karena meningkatnya ketegangan geopolitik.
Halaman 3>>
(sef/sef)