Harga Minyak Goreng Sampai Ikan Naik! Sabar Ya, Mak...

Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 12/04/2022 15:14 WIB
Foto: Kesibukan aktivitas pembeli dan pedagang di Pasar Tradisional Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 2/4. Jelang memasuki Ramadhan pada esok hari harga sayuran mengalami kenaikan. (Cnbc Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah harga komoditas pangan Indonesia melonjak dalam sebulan terakhir. Kenaikan dipicu meningkatnya harga komoditas di pasar internasional, faktor musiman, hingga kenaikan permintaan.

Beberapa barang yang harganya naik tajam di antaranya minyak goreng, daging sapi,  gula pasir, hingga ikan segar. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga minyak goreng kemasan bermerk I sudah melesat 70,5% dalam setahun dari Rp 15.400/kg pada awal April tahun 2021 menjadi Rp 26.250/kg pada awal April tahun ini.



Harga minyak goreng sebenarnya sudah melonjak sejak akhir tahun lalu. Kenaikan harga minyak sawit mentah di pasar internasional membuat harga minyak goreng ikut melonjak. Harga CPO merangkak naik sejak Desember 2021 lalu dan menyentuh harga MYR 7.268/ton yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.


Untuk meredam harga minyak goreng, pemerintah sempat memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng mulai 1 Februari 2022. Namun, kebijakan tersebut justru membuat minyak goreng menghilang dari pasaran. Pemerintah akhirnya melepas harga minyak goreng sesuai harga pasar mulai 17 Maret lalu.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, pekan lalu, mengatakan pada Maret 2022, rata-rata harga minyak goreng mengalami penurunan. "Namun pada awal April 2022 harga minyak goreng kembali melejit naik bahkan menjadi lebih tinggi dari kondisi rata-rata pada Januari 2022," tutur Kepala BPS Margo Yuwono, dalam diskusi publik secara virtual bertajuk Harga Kian Mahal, Recovery Terganggu, Kamis (7/4/2022).


Selain minyak goreng, cabai merah juga terus merangkak naik sejak Maret di pasar-pasar tradisional Indonesia. Data PIHPSN menunjukkan harga cabai merah dalam setahun memang hanya naik 3,8% tetapi dalam seminggu terakhir harganya melesat 5,4%.

Catatan PIHPSN juga menunjukkan harga daging sapi selama setahun sudah naik 6% sementara gula pasir melonjak 6,7%.

Berdasarkan data BPS, harga komoditas pangan yang naik pada Januari hingga Maret adalah minyak goreng, ikan segar, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit.
Ikan segar terus bahkan menjadi salah satu penyumbang inflasi, terutama untuk wilayah Indonesia Timur. Secara tahunan, ikan segar menyumbang inflasi sebesar 0,14% di Januari dan 0,08% di Maret.

Sumber: BPS


BPS juga mencatat banyak komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga menjelang Ramadhan yakni cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, bawang putih, telur ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, gula pasir, minyak goreng, daging kerbau, tepung terigu, daging sapi, roti tawar daging ayam ras, mie kering, mie basah, mie instan, sereal/havermut, tahu, dan tempe.

Harga tempe melonjak sejak Januari tahun ini hingga membuat perajin tempe melakukan mogok produksi dan berjualan pada akhir Februari lalu. Mereka mengeluhkan naiknya harga kedelai impor sehingga ongkos produksi menjadi mahal. Naiknya harga kedelai tidak bisa dipisahkan dari melonjaknya harga kedelai di pasar internasional.

Kementerian Pertanian mencatat, sekitar 86,4% kebutuhan kedelai disuplai dari negara lain. Nilai impor kedelai pada tahun 2021 menembus US$1,482 miliar, naik 479,4 juta atau 47,78% dibandingkan tahun sebelumnya.



(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kuota Impor Sapi Hidup Dicabut, Apa Efeknya ke Peternak Lokal?

Pages