Internasional

Lockdown Mau Dicabut, Covid-19 di Shanghai Justru Menggila

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
Senin, 11/04/2022 13:30 WIB
Foto: Lockdown di Shanghai, China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang pencabutan kebijakan penguncian (lockdown) di pusat keuangan China, Shanghai, infeksi baru Covid-19 justru kembali melambung lebih dari 25.000 kasus pada Minggu (10/4/2022).

Adapun, sebanyak 25 juta orang di Shanghai sejak lebih dari 3 pekan lalu 'terjebak' dalam kebijakan tersebut. Beberapa daerah pun dilaporkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan obat-obatan.


Perlu diketahui, ledakan kasus di Shanghai merupakan yang terbesar sejak virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan pada akhir 2019.

Terkait upaya untuk mencabut lockdown, pemerintah telah membagi unit perumahan menjadi tiga kategori. Ini terdiri dari 7.624 area yang masih ditutup, 2.460 area kontrol setelah seminggu tidak ada infeksi baru, dan 7.565 area pencegahan yang telah dibuka setelah 2 minggu tidak ada kasus positif.

Pejabat pemerintah kota Gu Honghui mengatakan Shanghai akan membuat penyesuaian dinamis pada sistem klasifikasi perumahan. Ia juga berjanji akan melakukan upaya yang lebih besar untuk meminimalkan dampak pembatasan pada orang biasa yang tinggal di kota terpadat di China itu.

"Kami juga berharap semua warga dan teman-teman akan terus mendukung dan bekerja sama dengan upaya pencegahan dan pengendalian epidemi kota," kata Gu dalam jumpa pers, dikutip Reuters, Senin (11/4/2022).

Adapun, Shanghai menghadapi tekanan tidak hanya untuk mengekang transmisi lokal, tetapi juga menghentikan penyebaran ke daerah lain.

Pada Minggu, Shanghai ada 25.173 infeksi tanpa gejala baru di Shanghai, naik dari 23.937 pada hari sebelumnya. Namun, kasus bergejala turun menjadi 914 dari 1.006.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Covid-19 Kian Dianggap Biasa, Masyarakat Diminta Tetap Waspada