Mudik Effect Belum Bikin Pedagang Mobil Bekas Happy!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar mobil bekas (mobkas) di Jakarta masih dalam bayang-bayang tekanan efek pandemi Covid-19. Efek pandemi masih terasa ke pasar mobkas, potensi aktivitas mudik 2022 belum bisa secara penuh menggairahkan pasar.
Hal ini terungkap dari pengakuan pedagang mobkas di Jakarta, khususnya di Blok M, Jakarta Selatan. Penelusuran CNBC Indonesia, Jumat (8/4), para pedagang mengaku masih terpukul efek dari pandemi. Meski tanda-tanda pemulihan pasar sudah terjadi.
"Belum kembali 100% penjualan. Awal cuman 10% dari standard sebelumnya, sekarang sudah 50%, sudah mulai ramai," kata pemilik salah satu showroom mobil di Mal Blok M yang tak mau disebutkan namanya kepada CNBC Indonesia.
![]() Calon pembeli melihat mobil bekas yang di jual di Showroom Ngawi Jaya Motor, Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (7/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) |
Ia bilang menjelang lebaran memang mulai muncul animo pasar karena ada kebutuhan untuk mudik 2022. Mobil-mobil tujuh penumpang memang masih menjadi primadona terutama buatan Jepang. Namun, saat ini masih tampak kemampuan daya beli masyarakat masih terbatas, yang terlihat dari kemampuan membayar uang muka atau DP calon konsumen yang membeli secara kredit.
"Dengan kondisi gini, orang mengajukan leasing dengan DP yang kecil," katanya.
Kondisi daya beli yang masih terbatas ini diperparah dengan kenaikan harga mobkas di pasar. Pasokan mobkas yang terbatas dan adanya faktor pendorong dari kenaikan harga mobil baru di pasar primer, membuat kenaikan harga mobkas tak terhindari meski bervariasi.
Roni, penjual mobkas di showroom Ngawi Jaya Motor, Pamulang, Tangerang Selatan, sempat mengakui ada kenaikan mobkas sampai 10% karena stok yang terbatas. Kondisi ini juga diakui oleh pedagang mobkas di Blok M.
"Harga ada kenaikan, tidak hanya menjelang lebaran karena mobil baru nya juga harga naik. Menjelang lebaran sama saja. Brand yang diminati brand Jepang, karena saya jualan brand Jepang, seperti Toyota. Kendala nya karena pandemi, karena ekonomi lagi hancur-hancuran," kata pemilik showroom mobil lainnya di Blok M yang tak mau disebutkan namanya.
Hal yang sama juga diakui oleh pemilik showroom mobil premium di Blok M, menurutnya tekanan di pasar mobkas semakin terasa pada segmen mobil premium terutama menjelang mudik 2022. Para pemburu mobkas saat ini didominasi oleh segmen mobil low dan medium terutama low MPV untuk keperluan mudik.
"Efek dari pandemi, sebelumnya orang jor-joran. Sekarang titik kehabisan uang. Pasokan mobil susah, mungkin karena mudik sudah diperbolehkan. Jadinya faktor persiapan mudik. Sedikit pengaruh lebaran terhadap penjualan mobil. Kalau sekarang mobil baru gampang beli nya, kalau mobil saya nggak bisa," katanya.
Pandemi Bikin Hancur Pasar
Pandemi yang sudah berjalan dua tahun lebih memang memukul hampir semua pelaku usaha tak terkecuali pebisnis mobkas.
Pemilik showroom mobil premium di Jakarta Selatan di atas menjelaskan pada awal tahun 2020, ia mengalami titik kehancuran parah saat target penjualan yang seharusnya tercapai adalah 12 hingga 20 unit per bulan hanya terealisasi 4 unit saja. "Kalau sekarang pasca pandemi orang udah pada lemes dan power nya habis. Mau belanja pun agak mulai drop," keluhnya.
Keluh kesah yang sama disampaikan pemilik showroom mobil lainnya, "Kalau pas pandemi sempat tutup karena nggak boleh, sekarang bisa buka dan lebih normal sedikit, tapi belum seperti sebelum pandemi," keluh Doni (bukan nama sebenarnya) salah pemilik showroom mobil non-premium di Blok M.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil Bekas Diobral Akhir Tahun, Ini yang Paling Laris!