Gak Cuma dari Eropa, Batu Bara RI Bisa Jadi Rebutan Asia!
Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak hanya negara-negara Eropa, sejumlah negara Asia pengimpor batu bara juga akan berebut mencari alternatif pasokan batu bara untuk menggantikan pasokan dari Rusia, terutama seiring dengan rencana Uni Eropa melarang impor batu bara Rusia yang akan berlaku penuh mulai pertengahan Agustus 2022 mendatang.
Tetapi dengan eksportir utama Australia dan Indonesia yang telah mencapai batas produksi dan produsen utama Afrika Selatan terkendala oleh masalah logistik, beberapa importir mungkin kesulitan untuk mempertahankan tingkat pasokan. Kondisi lonjakan permintaan batu bara ini diperkirakan akan membuat harga batu bara global tetap bertengger di posisi tinggi.
Di 10 besar produsen batu bara Afrika Selatan, Exxaro Resources mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya telah menerima banyak permintaan dari negara-negara Eropa yang ingin menandatangani kontrak pasokan.
Perusahaan menyebut memiliki kualitas batu bara yang tepat untuk pasar Eropa, tetapi produksi saat ini telah dialokasikan, dan jaringan kereta api Afrika Selatan yang kesulitan berarti para penambang tidak akan dapat mengekspor lebih banyak untuk memenuhi peningkatan permintaan.
"Produsen batu bara Afrika Selatan mampu memproduksi lebih banyak batu bara, tetapi pekerjaan yang signifikan perlu dilakukan untuk meningkatkan logistik guna meningkatkan pasokan batu bara untuk ekspor," kata Exxaro, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (08/04/2022).
Toby Hassall, analis utama Refinitiv, mengatakan sebagian besar kontrak pembeli Uni Eropa untuk batu bara Rusia akan berlangsung selama satu tahun atau kurang.
Produsen batu bara Australia Whitehaven Coal dan New Hope Corp mengatakan, mereka telah didekati oleh calon pelanggan, tetapi prioritas mereka adalah untuk melayani pelanggan yang sudah ada.
Di Asia, setidaknya dua perusahaan utilitas di Jepang dan Korea Selatan telah menghentikan impor batu bara Rusia. Yang lain mungkin akan mengikuti jika sanksi diperluas.
Di Jepang, Kyushu Electric Power Inc dan Kyushu Electric disebutkan memutuskan pembelian batu bara dari Rusia.
Sementara di Korea Selatan, Korea Electric Power Corp (KEPCO) juga mulai mengurangi suplai batu bara Rusia.
(wia)