Internasional

Mayat-mayat Bergelimpangan, 6 Fakta Apa yang Terjadi di Bucha

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 April 2022 07:32
Kuburan masal di Bucha, Ukraina (REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)
Foto: Kuburan masal di Bucha, Ukraina (REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di kota Bucha, Ukraina saat ini bak adegan dari film horor. Hingga Senin (4/4/2022) ditemukan 410 mayat warga sipil korban serangan Rusia di kota yang terletak sekitar 37 kilometer (km) ibu kota Ukraina, Kyiv itu.

Kondisi jenazah menunjukkan bukti bahwa mereka dibunuh dari jarak dekat. Tidak sedikit yang menyebut insiden ini adalah genosida yang dilakukan Rusia.

Penemuan mayat sendiri baru diketahui pasca pasukan Ukraina kembali menguasai kota itu akhir pekan kemarin. Sejak serangan 24 Februari, Rusia telah membantah menargetkan warga sipil dalam "operasi militer khusus" meski Ukraina mengklaim sebaliknya, mengutip Bucha sebagai contoh terbaru.

Berikut enam fakta yang terjadi di Bucha, Ukraina, dikutip dari berbagai sumber:

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Selama akhir pekan, outlet berita mulai melaporkan kematian warga sipil di jalan-jalan Bucha ketika pasukan Ukraina kembali masuk ke kota tersebut. Bucha sendiri merupakan kota kecil di pinggiran ibukota, Kyiv.

Kota ini memiliki populasi sekitar 35.000 sebelum perang dimulai. Bucha merupakan tetangga kota Irpin dan Hostomel.

Wakil Walikota Bucha, Taras Sapravskyi, mengatakan 50 dari sekitar 300 mayat yang ditemukan adalah korban pembunuhan ekstra-yudisial yang dilakukan oleh Rusia. Meski begitu, Kremlin telah menolak tuduhan itu.

Wartawan media internasional juga melaporkan melihat mayat orang-orang berpakaian sipil yang tampaknya telah dibunuh dari jarak dekat. Reuters dan Associated Press (AP) misalnya.

Wartawan Reuters melihat kuburan massal di sebuah gereja, dengan tangan dan kaki mayat mencuat dari tanah liat merah yang ditumpuk di atasnya. AP melihat dua mayat terbungkus plastik, diikat dengan selotip dan dibuang ke selokan.

"Kengerian yang kita lihat di Bucha hanyalah puncak gunung es dari semua kejahatan (yang) telah dilakukan oleh tentara Rusia," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Senin.

"Setengah langkah tidak cukup lagi. Saya menuntut sanksi paling berat minggu ini, ini adalah pembelaan para korban pemerkosaan dan pembunuhan. Jika Anda ragu tentang sanksi, pergi ke Bucha dulu."

Mengapa Mayat-mayat Baru Ditemukan?

Pasukan Ukraina telah memerangi pasukan Rusia di sekitar kota Kyiv sejak perang skala penuh 24 Februari lalu. Ukraina telah melakukan perlawanan keras, dan mulai merebut kembali kota-kota di luar ibu kota, termasuk Bucha.

Sapravskyi mengatakan pasukan Moskow menarik diri akhir pekan lalu dari Bucha. Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan sejumlah warga sipil tewas ditemukan di jalan-jalan Bucha. Dikatakan pinggiran Kyiv Irpin dan Hostomel tampak seperti "adegan dari film horor."

Arestovych mengatakan beberapa orang ditembak di kepala dan tangan mereka diikat, dan beberapa tubuh menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, pemerkosaan dan pembakaran.

Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan warga sipil "ditembak dengan tangan bergandengan tangan". Ia mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild bahwa "apa yang terjadi di Bucha dan pinggiran kota Kyiv lainnya hanya dapat digambarkan sebagai genosida".

Pihak berwenang mengatakan mereka mendokumentasikan bukti ketika militer Ukraina merebut kembali wilayah dan menemukan indikasi pembunuhan gaya eksekusi untuk menambah kasus mereka untuk menuntut pejabat Rusia atas kejahatan perang.

Halaman 2>>

Reaksi Barat

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan pengadilan kejahatan perang terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Biden melabeli Putin lagi sebagai "penjahat perang" merujuk ke pinggiran Kyiv ketika berbicara kepada wartawan pada Senin.

"Apa yang terjadi di Bucha keterlaluan dan semua orang melihatnya," katanya, seraya menambahkan bahwa dia akan meminta lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

Para pemimpin dunia lainnya, termasuk Perdana Menteri Justin Trudeau, menyatakan kemarahannya atas penemuan tersebut.

"Kami sangat mengutuk pembunuhan warga sipil di Ukraina, tetap berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban rezim Rusia, dan akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung rakyat Ukraina," cuitnya pada Minggu (3/4/2022).

"Mereka yang bertanggung jawab atas serangan mengerikan dan mengerikan ini akan dibawa ke pengadilan."

Sementara Menteri Luar Negeri Melanie Joly juga merilis pernyataan di Twitter, menyebut tindakan tentara itu "mengejutkan" dan "pembunuhan tak masuk akal terhadap warga sipil tak berdosa."

"Kanada tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun, termasuk penyelidikan kejahatan perang, untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban," kata Joly.

Penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) memang telah membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang di Ukraina. Bahkan sebelum Bucha, Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh pasukan Rusia menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu, merujuk pada pengeboman rumah sakit bersalin dan teater yang dijadikan penampungan anak-anak, di kota pelabuhan selatan Mariupol.

Pengadilan Kriminal Internasional mendefinisikan kejahatan perang sebagai "pelanggaran berat" terhadap Konvensi Jenewa pasca-Perang Dunia II. Perjanjian ini menetapkan hukum humaniter internasional yang harus diikuti pada masa perang.

"Jika itu terus terjadi lagi dan lagi dan strategi tampaknya menargetkan warga sipil di daerah perkotaan, maka itu bisa menjadi bukti yang sangat kuat dari niat untuk melakukannya," kata Profesor Tamu Harvard Law School, Alex Whiting, mengatakan kepada Reuters.

Namun di zona perang, jaksa dapat mengalami kesulitan memperoleh bukti, termasuk wawancara dengan saksi. Ini mengakibatkan penyelidikan selama bertahun-tahun.

Bagaimana Reaksi Rusia

Kremlin dengan tegas membantah tuduhan apapun terkait dengan pembunuhan warga sipil di Bucha. Rusia mengatakan tuduhan Ukraina tentang masalah tersebut harus diperlakukan dengan keraguan.

"Informasi ini harus dipertanyakan secara serius," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Dari apa yang kami lihat, para ahli kami telah mengidentifikasi tanda-tanda pemalsuan video dan pemalsuan lainnya," ujarnya mendesak para pemimpin internasional untuk tidak terburu-buru menghakimi.

Situasi Rusia-Ukraina Terkini Pasca Insiden Bucha

Ukraina dan Rusia akan kembali bertemu untuk membicarakan negosiasi damai pekan ini. Namun bukan tatap muka seperti pekan lalu di Istanbul, Turki, melainkan melalui video.

Tapi penemuan mayat di Bucha diyakini akan membayangi upaya untuk mengakhiri perang. Rusia sendiri masih terus melakukan pemboman artileri di selatan dan timur Ukraina, di mana Moskow mengatakan bahwa mereka sekarang memfokuskan operasinya.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari. Namun hingga satu bulan berlangsung, negeri itu belum mampu menguasai Kyiv.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular