Internasional

Ekonom yang Soroti Indonesia Ini Jadi Presiden Kosta Rika!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 April 2022 15:30
Rodrigo Chaves saat berpidato (REUTERS/MAYELA LOPEZ)
Foto: Rodrigo Chaves saat berpidato (REUTERS/MAYELA LOPEZ)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom dan mantan pejabat Bank Dunia Rodrigo Chaves akan menjadi Presiden Kosta Rika. Dari perhitungan awal, pemungutan suara kedua Minggu (3/4/3033), ia mendapat 52,9% suara.

Mengutip Reuters, mantan Direktur Bank Dunia (World Bank) untuk Indonesia itu beradu dengan mantan Presiden Jose Maria Figueres yang tertinggal 47,1%. Fingueres sendiri sudah mengakui kekalahannya.

Chaves merupakan politisi konservatif sayap kanan. Ia cukup cepat memasuki dunia politik.

Melansir France 24, sebagai pemimpin Partai Kemajuan Sosial Demokratik, Chaves relatif tidak dikenal banyak orang. Satu-satunya pengalaman politik Chaves sebelumnya adalah tugas enam bulan sebagai menteri keuangan antara 2019 dan 2020 dalam pemerintahan yang akan datang.

Tetapi sikapnya yang konfrontatif dan janjinya untuk menangani ekonomi membuatnya "tenar". Di bawah slogan "saya siap untuk bertarung", ia berhasil menang putaran pertama pemilu Februari lalu.

Kala itu, ia memang berada di posisi kedua di bawah Figueres. Namun jajak pendapat segera setelahnya kerap menempatkannya lebih unggul.

Para pemilih tampaknya tertarik pada latar belakang ekonominya. Ia mendapat gelar di bidang ekonomi dari University of Ohio.

Skandal

Chaves sebelumnya sempat terlibat dalam skandal. Dia dituduh melakukan tindakan yang tidak pantas terhadap dua bawahannya antara tahun 2008 dan 2013.

Tuduhan pelecehan seksual membuatnya diturunkan jabatan pada Oktober 2019 ke posisi tanpa tanggung jawab. Bahkan tidak ada prospek kenaikan gaji selama tiga tahun saat dia masih di Bank Dunia.

Dia mengundurkan diri sekitar sebulan kemudian. Setelahnya, ia mengambil peran sebagai menteri keuangan dalam pemerintahan Carlos Alvarado.

Untuk membela perilakunya, Chaves bersikeras bahwa itu hanyalah "lelucon" yang "disalahartikan karena perbedaan budaya."

Meski begitu, Maret lalu, Wall Street Journal menuduh Chaves melanjutkan perilaku tidak senonohnya di pos Bank Dunia di Indonesia antara 2018 dan 2019.

Ia juga mengatakan ditolak di Brasil. Alasannya karena karyawan institusi di sana menolak untuk bekerja dengannya karena reputasinya.

"Kami khawatir ketika seseorang seperti itu mengambil alih kekuasaan, hal itu akan menormalkan terlebih lagi pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan oleh para pendukungnya," kata Rocio Jimenez, anggota kolektif Women to the Fore.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular