Per 1 April, Pertamax Naik Jadi Rp11.000-Rp12.000/Liter?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
30 March 2022 10:56
Bukan Amerika Serikat, Ini Negara yang Jual BBM ‘Pertamax’ Termahal!
Pertamax

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) dikabarkan akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 92 alias Pertamax per Jumat, 1 April 2022 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan sumber CNBC Indonesia.

"Per 1 April kemungkinan akan naik (harga) Pertamax," ungkap sumber CNBC Indonesia, dikutip Rabu (30/03/2022).

Rencana kenaikan harga Pertamax ini dipicu oleh semakin beratnya beban keuangan perusahaan akibat harus menanggung selisih antara harga pasar dan harga jual Pertamax, padahal bukan termasuk produk BBM bersubsidi.

Harga pasar atau batas atas harga Pertamax pada Maret ini disebut telah mencapai Rp 14.526 per liter, sementara harga jual Pertamax hingga kini masih ditahan pada Rp 9.000 per liter.

Bila dibandingkan dengan badan usaha swasta lainnya, harga bensin RON 92 kini rata-rata sudah berada di kisaran Rp 12.000 - Rp 13.000 per liter untuk non-Pertamina.

Shell Indonesia misalnya, per 1 Maret 2022, harga bensin Shell Super (RON 92) dibanderol Rp 12.990 per liter, BP-AKR menjual bensin BP 92 (RON 92) pada harga Rp 12.500 per liter.

Bahkan, harga pasar Pertamax pada April 2022 diperkirakan bisa mencapai Rp 16.000 per liter.

Lantas, berapa besar kenaikan harga Pertamax per 1 April mendatang? Apakah masih di kisaran harga pesaing Pertamina tersebut yakni di kisaran Rp 12.000 - Rp 13.000 per liter? atau di bawah itu? Atau bahkan bisa mencapai Rp 16.000 per liter sesuai perkiraan harga keekonomian bensin RON 92 pada April mendatang?

Sumber CNBC Indonesia hanya berkata, "Harganya masih jual rugi untuk kurangi beban."

Peneliti Sektor Energi dari Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Massita Ayu Cindy mengatakan, bahwa tingginya harga keekonomian BBM umum itu menjadi momentum yang tepat bagi Pertamina untuk menaikkan harga BBM jenis Pertamax.

Besaran kenaikan harga Pertamax yang diambil Pertamina juga bisa menjadi momentum untuk mengambil pasar dari kompetitor yang harganya telah lebih dulu dinaikkan.

"Mungkin Rp 12 ribu per liter, tapi kalau mau ambil pangsa pasar kompetitor, ya di bawah itu. Tapi itu bergantung pada Pertamina dan pemegang saham (pemerintah)," ujar Massita saat diskusi virtual, Selasa (22/03/2022) sore.

Massita mengatakan PYC belum melakukan perhitungan detil untuk harga yang cocok bagi Pertamax. Namun, harga yang cocok seharusnya pada titik di mana konsumen tidak akan beralih ke energi substitusi seperti Pertalite.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan memperkirakan harga keekonomian atau batas atas bensin dengan nilai oktan 92 pada April 2022 mendatang bisa menembus Rp 16.000 per liter, lebih tinggi dibandingkan Maret 2022 yang sebesar Rp 14.526 per liter.



"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp. 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp. 16.000 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter. Jadi sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri ESDM, saat ini kita masih mencermati harga minyak ini, karena kalau berkepanjangan memang bebannya berat juga baik ke APBN, Pertamina dan sektor lainnya," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).

Adapun perkembangan sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) bulan Maret 2022 per tanggal 24 tercatat sebesar US$ 114,55 per barel. Ini jauh di atas asumsi ICP dalam APBN 2022 yang diperkirakan US$ 63 per barel.

Pada Rabu (30/3/2022) pukul 06:50 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 110,23 per barel, anjlok 2% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini ambles 2,87% secara point-to-point.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 104,24 per barel, turun 1,62%. Selama seminggu ke belakang, harga turun 2,83% secara point-to-point.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harusnya Seharga Rp 11.000, dari mana Asalnya BBM Pertalite?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular