Diungkap Faisal Basri, Begini Parahnya Isi Kantong Orang RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Daya beli masyarakat Indonesia kini baru berangkat pulih. Hanya saja pemulihan tersebut masih terlalu dini dan rentan akan penurunan kembali ketika ada tekanan.
Ekonom Senior Faisal Basri menjelaskan hal ini terlihat dari konsumsi rumah tangga masyarakat Indonesia yang masih rendah. Pada 2020 sebesar -3,61% dan 2021 mencapai 3,55%. Padahal sebelum pandemi selalu pertumbuhannya di atas 5%.
"Kelihatan sekali masyarakat daya belinya parah," ungkapnya saat wawancara dengan CNN TV, Jumat (25/3/2022)
![]() BPS |
Indikator lainnya juga dapat dilihat dari situasi beberapa waktu terakhir. Di mana banyak masyarakat Indonesia yang rela antre minyak goreng untuk mendapatkan harga murah.
"Tercermin dari (masyarakat) membela diri untuk berjam-jam antre memperoleh minyak goreng. Itu kan sepertinya kepepet sekali," imbuhnya.
Menurut Faisal, pemerintah tidak bisa menutup mata atas bukti nyata yang terjadi di masyarakat. Sehingga rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang akan diberlakukan 11% pada 1 April mendatang dipastikan memberikan tekanan.
"Jadi sedikit kenaikan itu sudah amblas konsumsi mereka. Rasanya dari sini kurang bijak untuk menambah tekanan pada daya beli masyarakat yang masih lemah," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Harap-Harap Cemas, Pengusaha Ngarep PPN Batal Naik 1 April!
(mij/mij)