
Pantas Jokowi, Xi Jinping, Macron Pusing! Dunia Makin 'Panas'

Pertama, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum usai. Meski kasus positif harian di berbagai negara sudah melandai, tetapi masih ada yang menanjak.
Misalnya di China. Sejak 12 Maret 2022, kasus positif harian Covid-19 di Negeri Tirai Bambu selalu dalam hitungan ribu.
Sepanjang bulan ini hingga 23 Maret, rata-rata kasus positif harian Covid-19 di China adalah 1.293,87 orang per hari. Meroket 969,67% dibandingkan rata-rata Februari 2022.
China adalah negara yang menerapkan kebijakan tanpa toleransi (zero tolerance) terhadap Covid-19. Begitu ada kluster penyebaran, kebijakan yang ditempuh adalah karantina wilayah alias lockdown.
Terbaru, Kota Tangshan di Provinsi Hebei menjadi 'korban' lockdown. Warga dilarang keluar rumah kecuali untuk kepentingan yang mendesak.
Padahal Tangshan 'hanya' mencatat 15 kasus transmisi lokal sepanjang 19-22 Maret 2022. Namun karena kebijakan zero tolerance, lockdown diberlakukan.
Tangshan adaah kota industri dengan baja sebagai produk utama. Pada 2021, produksi baja Tangshan mencapai 131,11 juta ton atau 13% dari total produksi China. Produksi baja di Tangshan bahkan mengalahkan satu negara yaitu India dengan capaian 118 juta ton.
Itu baru satu kota. Kalau lebih banyak lagi daerah yang harus lockdown, maka 'roda' ekonomi China tentu akan seret, tidak bisa berputar kencang.
Padahal China adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, nomor satu di Asia. Jika ekonomi China melambat, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh seluruh negara, termasuk Indonesia.
Halaman Selanjutnya --> Perang Bikin Ekonomi 'Meriang'
(aji/aji)