Paceklik, Pengusaha Hotel Menanti Curahan Anggaran Pemerintah

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Kamis, 24/03/2022 14:30 WIB
Foto: PCR Tak Lagi Syarat Berpergian, Pengusaha Hotel Siap Cuan (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada paruh pertama 2022 bisnis perhotelan masih lesu dengan tingkat okupansi rendah. Usaha perhotelan meminta pemerintah kembali menjalankan agenda kegiatan di luar kota.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, menjelaskan awal tahun merupakan low season industri pariwisata, sehingga tidak banyak wisatawan yang melakukan perjalanan.

"Meski euphoria ada kegiatan besar di awal tahun seperti Moto GP, masuknya wisatawan asing di Bali, Batam, Bintan tanpa karantina dan Visa on Arrival (VOA) tidak merepresentasikan bisnis hotel secara keseluruhan," kata Maulana dalam Profit CNBC Indonesia, Kamis (24/3/2022).


Harapan pundi-pundi pendapatan bisnis hotel datang dari kegiatan pemerintah, yang umumnya berjalan pada kuartal kedua. Namun pada tahun ini juga sedikit terhambat karena memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

"Bicara konteks hotel dan restoran biasanya memang slow pada puasa dan lebaran, baru tumbuh setelah itu" kata Maulana.

Maulana mengatakan bulan Februari - Maret ini okupansi merupakan titik terendah okupansi hotel di awal tahun, meski dia tidak membeberkan angkanya.

Sebelumnya menurut Ketua PHRI DPD DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan okupansi hotel - hotel di Jakarta sangat rendah bahkan untuk beberapa hotel non bintang hanya 20%. Begitu juga saat memasuki bulan Ramadhan biasanya okupansi hotel juga hanya berkisar antara 30%.

"Sudah kelihatan kenaikannya di awal Januari sekitar 30%. Namun, kemudian menurun, hotel non bintang lebih rendah lagi, ada yang 20% okupansinya," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/2/22


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Keran Rapat Dibuka, Industri Hotel Bergembira