Cek! Ini Sederet Energi Hijau yang Bakal Pertamina Kembangkan

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
24 March 2022 13:30
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Pertamina di Seimangkei. (Dok Pertamina Power Indonesia)
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Pertamina di Seimangkei. (Dok Pertamina Power Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Power and Renewable Energy (NRE) terus melakukan transisi dari perusahaan migas menjadi perusahaan energi hijau (green energy) yang mencakup delapan portofolio.

Perluasan portofolio energi hijau tersebut meliputi energi panas bumi, hidrogen, Baterai EV dan sistem penyimpanan energi, gasifikasi, kilang hijau, bioenergy, serta sirkuler ekonomi karbon dan energi baru terbarukan, salah satunya sebagai project developer untuk proyek-proyek solar PV.

Direktur Utama Subholding Power and NRE (PNRE) Pertamina, Dannif Danusaputro mengatakan, di sektor panas bumi, perusahaan akan meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Jika pada 2020 PLTP yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal, anak usaha Pertamina PNRE sebanyak 672 megawatt (MW) pada 2026 diproyeksian bertambah jadi 1.128 MW.

"Dari pengembangan panas bumi, PNRE juga telah memulai inisiatif pemanfaatan hidrogen hijau di Indonesia yang akan menggunakan listrik dari lapangan panas bumi Pertamina dengan potensi total 8.600 kilo gram hidrogen per hari," ujar Dannif dalam agenda PLTS Atap untuk Industri, Siapa yang Untung? Rabu (23/3/2022).

Dannif mengatakan, pada portofolio Baterai EV & Sistem Penyimpanan Energi, PNRE Pertamina berpartisipasi dalam perusahaan patungan pengembangan baterai. PNRE Power memproyeksikan pada 2029 produksi batereai 140 GWh. "Kami juga ikut dalam pengembangan ekosistem batera, termasuk swapping dan charging business," ujarnya.

Untuk gasifikasi, PNRE Pertamina juga mengembangkan pembangunan pabrik methanol untuk gasifikasi dengan kapasitas 1000 ktpa. Pabrik methanol tersebut diproyeksikan on stream pada 2025. "Kami juga proyeksikan DME dangan kapasitas 5200 KTPA on stream pada tiga tahun ke depan," terang Dannif.

Untuk green refinery, lanjut Dannif, konstruksi kilang hijau dengan kapasitas 6 - 100 KTPA diproyeksikan pada 2025. Adapun untuk bioenergi peningkatan kapasitas pembangkit pada 2026, terdiri atas biomassa/Biogas 153 MW, Bio blending Gasoil & bensin, Biocrude dari alga dan etanol 1,000

KTPA on stream pada 2025. "Kami juga berencana untuk menerapkan Circular Carbon

Economy di beberapa daerah. Ada beberapa kegiatan untuk daur ulang pada biomassa dan biogas dan reduce pada solar PV, EV, dan LNG Bunkering serta penggunaan Kembali (reuse) CO2 untuk EOR dan methanol," kata Dannif.

Hingga empat tahun ke depan, Pertamina PNRE juga focus pengembangan pembangkit PV surya, Angin, dan Hidro. PLTS yang sudah dipasang Pertamina NRE kebanyakan berada di lingkungan Pertamina. "Tahun ini target 200 MW terpasang, kebanyakan adalah rooftop," katanya.

Saat ini Pertamina NRE memiliki kapasitas solar PV 12,4 MW. Selain PLTS, ada juga pembangkit biomass 4,4 MW serta yang menjadi backbone, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 672 MW dan gas to power 1.760 MW.

Menurut Dannif, dari sisi benefit, PLTS seharusnya sesuatu yang mudah untuk dijual, terutama untuk sister company Pertamina NRE. "Key challenge dari sisi affordability, grid connectivity, regulatory barriers, dan access to financing. Regulatory barrier, menurut saya Indonesia masih single buyer, menjadi challenge untuk pemain di renewable," tandas Dannif.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transisi Energi Pertamina Jadi Aksi Nyata Dukung G20

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular