
Ini 'Badai Besar' yang Disebut Sri Mulyani! Ngeri...

Sayangnya, minyak masih menjadi sumber energi utama yang menggerakkan ekonomi dunia. Begitu minyak dari Rusia susah masuk ke pasar, otomatis harga naik dan kemudian mengerek biaya produksi dunia usaha. Saat harga minyak naik, harga bahan baku dan logistik pasti ikut terungkit.
Ini pun terasa di Indonesia. Pada Januari 2022, inflasi di tingkat produsen (Indeks Harga Perdagangan Besar/IHPB) mencapai 3,11% yoy. Ini adalah yang tertinggi sejak Desember 2018.
"Biaya yang dibayarkan dunia usaha meningkat dan lebih tinggi dari rata-rata. Tingginya harga bahan baku dilaporkan terjadi di seluruh sektor usaha manufaktur yang kemungkinan akan diteruskan ke konsumen," sebut laporan IHS Markit.
Tidak cuma harga minyak, komoditas pangan pun mengalami lonjakan harga. Gandum menjadi contohnya.
Rusia dan Ukraina adalah produsen gandum utama dunia, keduanya berada di peringkat 10 besar. Perang tentu akan mengganggu produksi dan distribusi gandum. Belum lagi ada sanksi terhadap ekspor Rusia, situasi menjadi semakin runyam.
Buat Indonesia, gandum ini bisa jadi persoalan. Produk Ukraina yang banyak didatangkan di Indonesia pada 2021 adalah serealia, yang mencakup gandum, dengan nilai US$ 946,5 juta. Diikuti oleh besi dan baja (US$ 53,3 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 10,9 juta).
Untuk Januari-Februari 2022, komposisinya masih sama. Serealia masih dominan dengan nilai impor US$ 15,7 juta. Kemudian ada besi dan baja (US$ 15 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 0,2 juta).
Khusus serealia, Ukraina adalah salah satu pemasok terbesar di Indonesia. Tahun lalu, serealia dari Ukraina menyumbang 23,23% dari total nilai impor komoditas tersebut. Nomor dua, hanya kalah dari Australia.
Jadi saat harga gandum melonjak gara-gara konflik di Ukraina, maka jangan kaget kalau harga sejumlah kebutuhan pokok bakal ikut naik. Dalam beberapa waktu ke depan, mungkin harga mie, roti, dan sereal akan terkerek.
"Kami memperkirakan harga roti, sereal, dan mie instan akan naik, atau setidaknya ukurannya bakal menyusut seperti tahu dan tempe saat harga kedelai naik," sebut Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)