Pengakuan Mendag, Harga Pangan Ini Beterbangan Gegara Perang!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 March 2022 16:35
INFOGRAFIS, Mendag Pusing Gegara China Beli 100 Juta Ton Kedelai
Foto: ilustrasi Mendag, Muhammad Lutfi (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku satu kesalahan yang tidak diprediksi oleh dirinya adalah perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. Sehingga menambah banyaknya permasalahan lonjakan komoditas hingga bahan pangan di dalam negeri antara lain minyak goreng.

Lutfi menjelaskan kenaikan harga pangan dan komoditas sudah terjadi sejak pandemi berlangsung pada 2020 lalu. Ditambah dengan penyerangan Rusia ke Ukraina semakin memberi tekanan.

"Kenaikan harga yang luar biasa terhadap komoditas terutama pangan dan energi. Pertama kalau kita lihat dari sebelum Covid Maret 2020, Jagung naik 90%, sapi bakalan naik 97% sapi Australia beli US$ 2,3 - 2,8 per kilogram hidup karena kebakaran hutan jadi US$ 4,8 per kilogram hari ini US$ 4,2," kata Lutfi dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI, Jumat (18/3/2022).

Dari catatannya, harga gula juga mengalami lonjakan sebesar 47,6% jika dibandingkan Maret 2020 lalu, kedelai naik 92%. Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas batu bara dan minyak mentah.

"Batu bara loncat dari US$ 180  per ton menjadi US$ 430 per ton, sementara minyak dari US$ 60 per barel menjadi US$ 139 per barel, seminggu invasi ke Rusia berjalan," kata Lutfi.

Lutfi mengatakan invasi ke Rusia tidak diprediksi sebelumnya, dan dia mengakui itu menjadi kesalahan yang fatal atas lonjakan harga yang terjadi.

"Kesalahan saya adalah tidak memprediksi bahwa akan terjadi perang yang membuat harga - harga loncat itu saya akui. Saya bertemu dubes Ukraina, katanya memang hubungannya seperti Tom and Jerry jadi kucing-kucingan saja. Jadi tidak terbayang sama saya terjadi itu," kata Lutfi.

Adanya penyerangan ke Ukraina oleh Rusia, menyebabkan harga minyak sawit mentah melonjak, yang menjadi bahan baku minyak goreng. Dimana menurut Lutfi Rusia dan Ukraina merupakan produsen minyak bunga matahari (sunflower oil) dan minyak rapeseed dunia.

Akibatnya, ketika terjadi perang Rusia - Ukraina, harga minyak sawit per Maret 2022 loncat dari Rp16.000 per kg menjadi Rp21.000 per kg, itu harga bebasnya. Kalau diproses lagi, katanya, tambah Rp3.000 premiumnya, sehingga perbedaan harganya hampir Rp9.000

"Pasar saat ini mencari pengganti minyak itu ke CPO karena mempunyai kekentalan yang sama," katanya saat paparan. Sehingga ketika permintaan naik, harga juga ikut melonjak.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag Lutfi Tegaskan Tak akan Nyerah Lawan Mafia Pangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular