Tak Ekspor Mentah Lagi, RI Dorong Investasi Pabrik Nikel
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan ke depan Indonesia akan mendorong investasi baru di pabrik hilirisasi nikel. Hal itu upaya pemerintah untuk tidak lagi melakukan ekspor barang mentah atau mineral mentah.
Menteri Bahlil mengatakan, Indonesia ke depan sudah mendorong sektor- sektor prioritas investasi, di mana akan fokus ke hilirisasi. "Karena hilirisasi adalah instrumen penting dalam memberikan nilai tambah dan sekaligus menciptakan upah tenaga kerja yang cukup," terang Bahlil dalam Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan, di Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Yang terang, kata Bahlil, saat ini Indonesia sudah menjalankan hilirsasi nikel. Yang mana, Indonesia juga tengah fokus untuk mendorong Energi Baru dan Terbarukan dan konsisten mendorong investasi yang ramah lingkungan.
"Atas dasar konsistensi ini, kami hari ini sudah melarang ekspor mentah nikel tujuannya ingin membangun industri baterai terbesar di dunia, itu cita-cita kami," ungkap Bahlil
Adapun sampai hari ini, dalam catatan Bahlil, LG sudah memulai pembangunannya pabrik baterai listrik sebesar Rp 142 triliun bekerjasama dengan Indonesia Battery Coorporation (IBC) yang akan memulai dari hulu, tambang, smelter.
"Mobil (listrik) sudah diresmikan Hyundai. Itu pertama di Asia Tenggara dan Indonesia merupakan yang pertama *produksi mobil listrik," ungkap Bahlil.
Adapun pihaknya menargetkan bisa memiliki pabrik baterai listrik atau Electric Vehicle (EV) pada akhir tahun 2023, sambil diselingi dengan upaya penyetopan bahan baku mentah seperti bauksit dan lainnya sebagai bahan baku pendukung pembuatan baterai listrik. "Tahun ini kita akan menyetop bauksit atas pemerintah Pak Menko dan akan terus dilakukan pada sektor-sektor yang lain," tandas Bahlil
(pgr/pgr)