Mirip Batu Bara, Ekspor Nikel Bakal Dipantau Ketat Via Online

Novina Putri Besari, CNBC Indonesia
15 March 2022 18:35
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa kegiatan pertambangan nikel dari hulu ke hilir bakal di awasi ketat seperti halnya batu bara.

Yang mana pemerintah yakni Kemenko Marves, Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan hingga PT PLN (Persero) telah membentuk sistem informasi mineral dan batu bara antar kementerian dan lembaga (Simbara). Adanya sistem ini, produsen batu bara akan dipantau ketat oleh kementerian dan lembaga terkait.

"Sudah melakukan Simbara semua produk tambang batu bara nanti nikel dan seterusnya. Terekam terintegrasi membuat efisiensi penerimaan pajak," kata Luhut, Selasa (15/3/2022).

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, mengatakan bahwa melalui Simbara ini, pihaknya akan mengintegrasikan dokumen-dokumen dari para pelaku bisnis yang bisa dipantau oleh kementerian dan lembaga yang terkait, yang saling terintegrasi. Dokumen tersebut meliputi informasi laporan yang ada dari arus uang yang harus bisa disinkronkan.

Dokumen lainnya yang juga akan terpantau dalam Simbara yakni transaksi dan dokumen untuk pengangkutan barang, untuk menunjukkan konsistensi dari informasi dan arus uang.

"Sehingga dapat melacak keterkaitan antar pelaku usaha dan membandingkan pemeriksaan fisik barang dengan dokumen secara akurat antar kementerian dan lembaga (K/L), tanpa menciptakan bisnis yang kompleks bagi dunia usaha. Juga antar K/L bisa compare dan mengecek akurasi dari informasi tersebut," ujar Sri Mulyani.

Pembangunan dan pengembangan Simbara, kata Sri Mulyani juga sekaligus upaya pemerintah dalam menghadapi tingginya harga-harga komoditas, di tengah tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang belum kunjung usai.

"Sumber daya alam yang diproduksi Indonesia termasuk terkena dampak dengan melonjaknya harga-harga. Oleh karena itu, sumbangan dan kontribusi sumber daya alam, khususnya mineral dan batu bara menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Geram Saat Bicara WTO, Sampai Keceplosan Bilang Ini..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular