Nah Lho! Muncul Bukti Baru Dugaan Korupsi Abramovich
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar menggemparkan terkait miliarder asal Rusia, Roman Abramovich, kembali kembali muncul. Setelah asetnya dibekukan di sejumlah negara, kini ia tersandung dugaan korupsi.
Bukti-bukti mengenai kesepakatan korup Abramovich diungkapkan melalui penyelidikan oleh BBC Panorama.
Bukti muncul setelah BBC Panorama memperoleh dokumen yang diduga telah diselundupkan keluar dari Rusia. Informasi diberikan oleh sumber rahasia dan diam-diam disalin dari file yang disimpan di Abramovich oleh lembaga penegak hukum Rusia.
Meski keabsahan dokumen tersebut belum dapat terverifikasi, tetapi pemeriksaan dengan sumber lain di Rusia telah mendukung banyak detail dalam dokumen sepanjang lima halaman tersebut.
Dokumen tersebut mengatakan bahwa Pemerintah Rusia dicurangi senilai US$ 2,7 miliar dalam kesepakatan Sibneft. Klaim ini yang didukung oleh penyelidikan parlemen Rusia pada 1997. Dokumen itu juga mengatakan bahwa pihak berwenang Rusia ingin menuntut Abramovich atas penipuan.
"Penyelidik Departemen Tindak Pidana Ekonomi sampai pada kesimpulan bahwa jika Abramovich dapat dibawa ke pengadilan, dia akan menghadapi tuduhan penipuan ... oleh kelompok kriminal terorganisir," kata dokumen tersebut.
Pemilik Chelsea ini dilaporkan menghasilkan miliaran dolar setelah membeli perusahaan minyak dari pemerintah Rusia dalam lelang yang dicurangi pada 1995. Abramovich membayar sekitar US$ 250 juta untuk Sibneft, sebelum menjualnya kembali ke pemerintah Rusia seharga US$ 13 miliar pada 2005.
Pengacara Abramovich mengatakan tidak ada dasar untuk menuduhnya mengumpulkan kekayaan yang sangat besar melalui tindakan kriminalitas.
Namun, miliarder Rusia ini telah mengakui di pengadilan Inggris bahwa dia melakukan pembayaran korup untuk membantu menyelesaikan kesepakatan Sibneft. Dia digugat di London oleh mantan rekan bisnisnya Boris Berezovsky pada 2012.
Meski begitu, Abramovich memenangkan kasus ini, tetapi dia menjelaskan di pengadilan bagaimana lelang Sibneft asli dicurangi untuk keuntungannya dan bagaimana dia memberi Berezovsky US$ 10 juta untuk membayar pejabat Kremlin.
BBC Panorama juga melacak mantan kepala jaksa Rusia, yang menyelidiki kesepakatan itu pada 1990-an. Namun, Yuri Skuratov tidak tahu tentang dokumen rahasia itu, tetapi dia secara independen mengonfirmasi banyak detail tentang penjualan Sibneft.
"Pada dasarnya, itu adalah skema penipuan, di mana mereka yang mengambil bagian dalam privatisasi membentuk satu kelompok kriminal yang memungkinkan Abramovich dan Berezovsky untuk menipu pemerintah dan tidak membayar uang yang benar-benar berharga dari perusahaan ini," kata Skuratov.
Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa Abramovich dilindungi oleh mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin. Dikatakan data penegakan hukum tentang Abramovich dipindahkan ke Kremlin dan bahwa penyelidikan oleh Skuratov dihentikan oleh presiden.
Skuratov dipecat setelah rilis rekaman seks pada 1999. Dia mengatakan itu disengaja untuk mendiskreditkan dia dan penyelidikannya.
Adapun, Abramovich tetap berada di lingkaran dalam Kremlin ketika Vladimir Putin berkuasa pada tahun 2000. Namun miliarder Rusia itu dijatuhi sanksi oleh pemerintah Inggris pekan lalu karena hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Aset Abramovich juga telah dibekukan dan dia telah "ditendang" sebagai Direktur Chelsea.
(tfa/luc)