Jokowi Beberkan Lagi Alasan Pindahkan Ibu Kota, Singgung SBY

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 March 2022 09:51
Presiden Jokowi di IKN
Foto: Presiden Jokowi di IKN

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kesekian kalinya kembali angkat bicara perihal keputusan pemerintah memindahkan ibu kota dari DKI Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur.

Berbicara dalam sebuah tayangan video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi mengatakan bahwa proses pemindahan ibu kota sejatinya sudah berlangsung sejak lama.

"Sebetulnya sudah dari proses yang panjang," kata Jokowi, Selasa (15/3/2022).

Gagasan pemindahan ibu kota pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada 1957. Namun, pergolakan yang terjadi pada saat itu membuat rencana itu tak kunjung terealisasi.

Tongkat estafet rencana pemindahan ibu kota kemudian berlanjut ke Presiden Soeharto. Namun, krisis 1998 juga membuat kajian pemindahan berhenti di tempat.

Jokowi kemudian menyinggung kajian pemindahan ibu kota yang pernah dilakukan di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa tahun lalu.

"Zaman Presiden SBY juga melakukan kajian kajian untuk memindahkan ibu kota karena banyak juga alasan," kata Jokowi.

Baru kemudian di awal pemerintahannya pada 2014, Jokowi menginstruksikan kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk menggodok lagi kajian pemindahan IKN.

"Sehingga dari banyak lokasi, diciutkan menjadi tiga. Kemudian diputuskan di Kalimantan Timur di Penajam Paser Utara dan Kukar karena memang ini titik paling tengah kalau kita ambil dari bagian Barat, Timur, Utara., Selatan,"

Jokowi mengatakan, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur salah satunya memang karena ketersediaan lahan yang mumpuni. Namun, itu bukanlah satu-satunya alasan.

"Paling penting adalah perpindahan ini untuk pemerataan, untuk keadilan karena kita memiliki 17 ribu pulau yang 56% ada di Jawa, 156 juga populasi Indonesia ada di pulau Jawa padahal kita punya 17 ribu pulau," jelasnya.

"Kemudian juga PDB ekonomi, perputaran ekonomi 58% ada di Jawa khususnya di Jakarta. Artinya apa? Magnet ada di pulau Jawa dan Jakarta. Oleh sebab itu, harus ada magnet yang lain sehingga dari 17 ribu pulau tidak menuju ke Jawa ke Jawa ke Jawa sehingga beban pulau Jawa beban Jakarta tidak semakin berat," tegasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Proyek Impian Soeharto, Mandek Era SBY Kelar di Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular