Waktu Berakhir, Freeport Minta Perpanjangan Ekspor 2 Juta Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mengajukam perpanjangan izin ekspor konsentran tembaga sebanyak 2 juta ton kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sejatinya, izin ekspor Freeport Indonesia berakhir pada 15 Maret 2022 ini, atau sebelumnya pemerintah sudah memberikan jatah ekspor konsentrat Freeport pada tahun lalu sebanyak 2 juta ton selama satu tahun.
Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan bahwa pihaknya udah mengajukan perpanjangan izin ekspor selama satu tahun ke depan. Adapun saat ini pihaknya sedangan menanti persetujuan tersebut.
"Masih dalam proses approval. Permohonan ekspor sebesar 2 juta ton konsentrat," kata Riza kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/3/2022).
Seperti yang diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif telah membuat Keputusan Menteri ESDM No. 46.K/MB.04/MEM.B/2021 tentang Pemberian Rekomendasi Penjualan Ke Luar Negeri Mineral Logam Pada Masa Pandemi Covid-19.
Dalam Diktum kesatu aturan itu, disebutkan: Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral Logam dan Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi Mineral Logam yang tidak memenuhi persentase kemajuan fisik pembangunan fasilitas pemurnian paling sedikit 90% pada 2 (dua) periode evaluasi kemajuan fisik pembangunan fasilitas pemurnian diberikan rekomendasi persetujuan ekspor.
Dalam Diktum kedua, Pemegang IUP dan IUPK tetap dikenakan denda administratif dari nilai kumulatif penjualan ke luar negeri pada periode evaluasi.
Sebelumnya, kepada CNBC Indonesia, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas menjelaskan, saat ini pihaknya tengah membangun dan menyelesaikan proyek smelter tembaga baru dan juga sedang dibangun precious metal refinery atau pengolahan logam berharga mulai, baik emas dan perak.
"Nantinya kami akan memproses seluruh konsentrat kami yang berjumlah kira-kira 3 juta ton per tahun itu di dalam negeri. Baik tembaga, emas, dan perak akan dimurnikan di dalam negeri," jelas Tony kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/2/2022).
"Sehingga nanti produk akhir smelter ini katoda tembaga, emas batangan, dan perak batangan kira-kira produk akhirnya," kata Tony melanjutkan.
Diharapkan dengan dibangunnya smelter tembaga baru Freeport di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur ini, industri hilirisasi yang menggunakan tembaga dan emas bisa lebih tumbuh di dalam negeri.
Proyek smelter senilai Rp 42 triliun tersebut akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi 600.000 ton katoda tembaga dan 35 ton emas per tahunnya.
Adapun untuk produksi emas sendiri, Freeport menaikan target produksi dari 1,3 juta per ounce/oz pada 2021, naik menjadi 1,6 juta per ounce pada 2022.
Naiknya target produksi emas pada tahun ini seiring dengan kapasitas tambah bawah tanah yang telah mencapai 100%. Capital expenditure atau belanja modal yang disiapkan adalah sebesar US$ 2,5 miliar untuk bisa mengejar target produksi emas di tahun ini.
"Planning-nya sudah seperti itu dan beruntung sekali harga emas sedang naik, sehingga kami bisa mendapatkan wind fall," tuturnya.
Tony juga menjelaskan, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk kegiatan eksplorasi hanya akan berlangsung hingga 2041.
Sehingga eksplorasi yang dilakukan Freeport Indonesia saat ini sampai dengan 2041 tersebut adalah hanya untuk eksplorasi detail untuk menambang jumlah cadangan yang dimiliki sekarang.
Dengan jumlah cadangan yang ada saja, Tomy mengklaim, sebenarnya Freeport Indonesia bisa menambang hingga 2050.
"Jadi, karena kami izinnya sampai 2041, saat ini kami tidak melakukan eksplorasi lanjutan untuk mendapatkan cadangan-cadangan baru lagi, karena cadangan yang ada sudah cukup sampai 2041 bahkan bisa lebih," jelasnya.
(pgr/pgr)