
Jika Minyak US$ 300/Barel: Utang RI Bengkak, Rupiah Tumbang!

Bagaimana dengan Indonesia? Kira-kira bagaimana dampaknya ke Tanah Air kalau harga minyak betul-betul menyentuh US$ 300 barel/hari?
Dari sisi pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kenaikan harga minyak justru bisa mendatangkan keuntungan. Mengutip Nota Keuangan dan APBN 2022, kenaikan harga minyak justru berdampak positif.
Asumsi rata-rata harga minyak di APBN 2022 adalah US$ 63/barel. Setiap harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) naik rata-rata US$ 1/barel, maka belanja negara akan naik Rp 2,6 triliun. Namun pendapatan negara naik lebih tinggi yakni Rp 3 triliun. Jadi secara neto ada 'untung' Rp 0,4 triliun. Semakin tinggi harga minyak, pundi-pundi kas negara akan bertambah banyak.
Akan tetapi, perlu dicatat bahwa perhitungan itu adalah ceteris paribus, mengasumsikan faktor lain tidak berubah. Padahal kalau harga minyak naik, pasti asumsi makro lainnya juga akan terpengaruh.
Seperti yang disebut sebelumnya, kenaikan harga minyak akan memicu inflasi global. Percepatan laju inflasi tentu akan ikut mendorong kenaikan suku bunga, termasuk imbal hasil (yield) obligasi.
Pada 8 Maret 2021, yield Surat Utang Negara (SUN) tenor tahun ditutup 6,798%. Ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2021.
APBN 2022 mengasumsikan rata-rata bunga SUN tenor 10 tahun sebesar 6,8%. Sejak awal 2022 hingga 8 Maret, rata-ratanya sudah di 6,47%.
"Yield surat utang Indonesia sangat mungkin untuk terus naik. Kami memperkirakan yield SUN valas tenor 10 tahun akan naik menuju 6,75% pada pekan atau bulan-bulan ke depan," tulis riset Citi.
Dokumen Nota Keuangan dan APBN 2022 mencantumkan setiap kenaikan rata-rata yield SUN 10 tahun sebesar 1%, maka belanja negara akan bertambah Rp 0,9 triliun untuk pembayaran kupon. Sementara kenaikan yield tidak menyumbang apapun di sisi penerimaan, sehingga total akan menyebabkan kerugian Rp 0,9 triliun.
Pada 2021, anggaran untuk pembayaran bunga utang tercatat Rp 366,23 triliun. Tahun ini anggarannya naik menjadi Rp 405,87 triliun. Angka ini bisa bertambah jika yield SUN terus naik.
Halaman Selanjutnya --> Rupiah Bisa Lemah
(aji/aji)