Daya Tarik Investasi Migas RI Kurang, Butuh Perubahan Radikal

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
24 February 2022 18:20
Tekan Emisi Karbon, SKK Migas Dorong Teknologi CCUS Hulu Migas (CNBC Indonesia TV)
Foto: Tekan Emisi Karbon, SKK Migas Dorong Teknologi CCUS Hulu Migas (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di tengah transisi energi menemukan sejumlah tantangan. Di satu sisi, pemerintah bisa menjadikan ini ladang keuntungan untuk menarik investasi.

Cara yang bisa ditempuh pemerintah untuk bisa menarik investasi lebih banyak dari sektor hulu migas, adalah dengan mengubah besar-besaran kebijakan investasi secara radikal, alias harus dirombak secara besar-besaran.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menjelaskan tantangan yang dihadapi industri hulu migas di antaranya adalah bagaimana semua perusahaan minyak telah mendeklarasikan diri untuk mencapai karbon netral atau net zero emission pada 2050 atau lebih awal.

Implikasinya, kata Benny jelas bahwa alokasi belanja modal atau capital expenditure para investor di hulu migas akan berkurang. Sehingga, Indonesia harus bersaing ketat dengan negara-negara produsen migas lainnya.

Sayangnya, berdasarkan survei lembaga internasional bahkan konsultan energi internasional, kata Benny, sektor hulu migas di Indonesia dinilai kurang menarik dibandingkan negara lain.

Di satu sisi, Indonesia dapat mengambil peluang untuk menarik investasi di sektor hulu migas. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah dengan membuat kebijakan investasi menjadi lebih radikal alias harus dirombak secara besar-besaran.

"Karena investor punya pilihan lain untuk berinvestasi selain di Indonesia. Saat ini, di negara lain memperbaiki fiscal terms (kebijakan fiskal) untuk hulu migas. Sekarang posisi kita di ranking tidak terlalu bagus daya tarik hulu migasnya," jelas Benny dalam Energy Outlook 2022 yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia, Kamis (24/2/2022).

"Sekarang negara lain memperbaiki, kalau kita memperbaiki tapi tidak signifikan, tidak bergeser daya tariknya. Maka kita perlu perbaikan yang radikal untuk fiscal term untuk menarik investor ke tanah air," kata Benny melanjutkan.

Seperti diketahui, pemerintah memiliki target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, dengan tercapainya target produksi minyak 1 juta bph akan menekan impor minyak dari 1,1 juta bph menjadi 324.000 bph dan penghematan devisa hingga 2040 sebesar US$ 14,1 miliar per tahun.

Saat ini, Direktorat Jenderal Migas bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah mengidentifikasi profil produksi yang direncanakan dari masing-masing KKKS.

Pemerintah juga telah menyiapkan beberapa strategi peningkatan produksi yaitu program kerja rutin seperti infill drilling/step out pada lapangan existing dan work over/well service. Selain itu, dilakukan percepatan transformasi resources menjadi produksi, dengan mempercepat POD baru dan POD pending.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Ramalan SKK Migas Soal Harga Minyak, Simak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular