Energy Outlook 2022

Menyongsong Energi Masa Depan

Arif Gunawan & Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 February 2022 08:05
Uji coba ekosistem kendaraan listrik (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Uji coba ekosistem kendaraan listrik (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Namun, kenaikan produksi minyak tersebut belum bisa menutup kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan mencapai 1,4 juta bph tahun ini. Dengan demikian, sekitar 700.000 bph minyak masih akan diimpor.

Jika harga naik menjadi US$ 100/barel, maka beban impor bakal melonjak dan membebani defisit transaksi berjalan, serta nilai tukar rupiah. Solusi selain menggenjot produksi bisa dilakukan dengan: mendiversifikasi energi, sesuai arah roda zaman menuju energi hijau.

Hal ini bukan berarti Energi Baru Terbaruan (EBT) harus digenjot sementara energi fosil dihapuskan dari daftar menu bauran energi, karena kebijakan demikian akan berujung pada ketimpangan fiskal mengingat energi fosil saat ini menjadi sumber energi yang murah dengan infrastruktur yang sudah mapan dalam kanal distribusi setingkat negara.

Pemerintah Indonesia sendiri dalam rencana pemenuhan energi primer dalam jangka panjang menargetkan pengembangan kedua energi secara bersamaan, baik energi fosil maupun energi non fosil. Semua jenis energi diproyeksikan masih tumbuh, dengan porsi EBT yang kian besar.

q


Dari sisi penggunaan EBT dalam produksi listrik, PT PLN (Persero) menargetkan pembangkit listrik berbasis EBT tahun ini akan mendapatkan tambahan kapasitas sebesar 648 Megawatt (MW). Hal ini dilakukan untuk mencapai target net zero emission (emisi impas) pada 2060.

Dalam jangka menengah, PLN menargetkan tambahan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 10,6 gigawatt (GW) pada 2025. Selanjutnya pada 2030, kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT ditargetkan mencapai 20,9 GW.

Untuk memastikan bahwa penggunaan EBT tidak mengganggu ketahanan energi, PLN secara bertahap mulai 2026 akan menambah pembangkit listrik EBT yang berfungsi sebagai pemikul beban dasar (baseload) sebesar 100 MW. Selanjutnya di 2027 akan ditambah menjadi 265 MW, bertambah lagi sebesar 215 MW (2028), 280 MW (2029) dan 150 MW (2030).

Baseload sangatlah penting dalam jaringan listrik nasional karena menyediakan listrik secara tidak terputus ke grid. Beberapa EBT yang bisa menjadi baseload adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang mampu menghasilkan listrik secara terus-menerus.

Potensi EBT di Indonesia sangatlah besar, mencapai 3.685 GW. Namun, saat ini pemanfaatannya baru mencapai 11 GW atau hanya 3% dari total potensi yang ada sehingga menjadi energi masa depan bagi Indonesia, melengkapi energi fosil yang ke depan bakal habis.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular