
Menyongsong Energi Masa Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan pelonggaran mobilitas masyarakat, konsumsi energi diperkirakan naik tahun ini. Di tengah tren kenaikan harga minyak dan batu bara, tantangan besar menanti dari sisi fiskal yang membuka peluang bagi Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Google, melalui Google Mobility Index, aktivitas masyarakat Indonesia kian menunjukkan tren positif yang menandakan bahwa aktivitas belanja dan konsumsi juga meningkat.
Walaupun mobilitas di tempat kerja masih di teritori negatif, ada tren perbaikan yang terlihat. Sementara itu, mobilitas di pusat perbelanjaan dan hiburan sudah masuk di area positif. Hanya mobilitas di pusat transportasi yang tertekan setelah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 diberlakukan di beberapa daerah.
Namun, secara garis besar indeks tersebut menunjukkan bagaimana pelonggaran kebijakan PPKM dapat memacu mobilitas masyarakat. Dampaknya adalah peningkatan permintaan minyak mentah terutama bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, konsumsi minyak untuk industri pun diperkirakan naik seiring dengan investasi pabrik plastik pada semester-II 2022. Pabrik plastik menggunakan petrokimia sebagai bahan baku, sehingga permintaan minyak bisa meningkat seiring dengan ekspansi yang dilakukan.
Berdasarkan Statistik Migas 2019, hasil pengolahan minyak mentah Indonesia sebesar 72% digunakan untuk bahan bakar. Sementara sisanya untuk gas elpiji (liquefied petroleum gas/LPG), petrokimia, dan lain-lain.
Dari sisi produksi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan produksi terangkut (lifting) minyak pada 2022 ditargetkan naik 6,5% menjadi 703.00 barel per hari (bph) dari realisasi lifting minyak 2021 sebesar 660.000 bph.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengakui bahwa masih ada selisih (gap) yang cukup besar yang harus diperjuangkan untuk mencapai target lifting minyak pada 2022. Peningkatan kegiatan pengeboran tahun ini diharapkan mendorong pencapaian target lifting minyak.
"Lifting minyak ditargetkan di APBN 2022 sebesar 703.000 bph sehingga di sini kelihatan gap masih cukup besar yang harus diperjuangkan," tuturnya Senin (17/01/2022). Adapun lifting gas ditargetkan naik menjadi 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari realisasi 2021 sebesar 5.501 MMSCFD.
Ada beberapa aktivitas survei seismik dua dimensi (2D) yang bergeser menjadi survei seismik 3D. Jumlah pengeboran sumur eksplorasi pun naik dari 28 sumur (2021) menjadi 42 sumur tahun ini, sementara pengeboran sumur pengembangan naik menjadi 790 sumur dari 480 sumur (2021).
