Internasional

AS Mulai "Good Bye" Masker, Covid Omicron Turun Drastis 90%

sef, CNBC Indonesia
23 February 2022 07:31
Berbagai kelompok aktivis meakukan aski menentang vaksin Covid-19 untuk anak-anak sekolah dan pekerja di Huntington Beach, California, AS (3/1/2022). (REUTERS/Mike Blake)
Foto: Berbagai kelompok aktivis meakukan aski menentang vaksin Covid-19 untuk anak-anak sekolah dan pekerja di Huntington Beach, California, AS (3/1/2022). (REUTERS/Mike Blake)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara bagan di Amerika Serikat (AS) mulai menghapus kewajiban masker di sejumlah area. Ini terjadi seiring penurunan infeksi Covid-19 yang mencapai 90%, jika dibanding dengan puncak kasus di Januari 2022.

Salah satunya dilakukan New York dan California. Mandat masker yang akan berakhir bulan ini tidak akan diperpanjang negara bagian.

Hal sama juga dilakukan New Jersey. Bahkan, mencabut mandat masker di sekolah.

"Ini bukan deklarasi kemenangan melainkan pengakuan bahwa kita dapat hidup secara bertanggung jawab dengan hal ini (Covid-19)," kata Gubernur New Jersey Phil Murphy, dikutip CNBC International, Rabu (23/2/2022).

Langkah ini menambah panjang negara-negara bagian yang sebelumnya memang sudah melakukan pelonggaran. Mulai dari Alabama, Alaska, Arizona, Arkansas, Colorado, Connecticut, Florida, Georgia, Idaho, Indiana, Iowa, Kansas, dan Kentucky.

Lalu Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Mississippi, Missouri, Montana, New Hampshire, serta Dakota Utara. Termasuk Ohio, Oklahoma, Oregon, Pennsylvania, Carolina Selatan, Dakota Selatan, Tennessee, Texas, Utah, Vermont, Virginia, Virginia Barat, Wisconsin, dan Wyoming.

Kebanyakan aturan yang dicabut adalah penggunaan masker di ruang publik (ruang terbuka) dan kapasitas pertemuan dalam ruangan (indoor). Kebanyak negara bagian juga mulai menormalkan pembukaan untuk bar, restoran, teater, dan pusat kebugaran (gym).

AS memang melaporkan rata-rata 84.000 kasus sehari saat ini. Sebelumnya di bulan lalu, rata-rata per hari mencapai 800.000 kasus.

Penurunan terjadi hampir di seluruh negara bagian AS. Bahkan rata-rata turun 40% selama dua minggu.

Jika dilihat dari rawat inap, penurunan juga sangat terlihat. Ada sekitar 66.000 pasien di rumah sakit AS per tujuh hari ini, turun dari 159.000 saat puncaknya di Januari.

Jumlah kematian memang masih meningkat. Namun menunjukkan tanda-tanda mereda.

Rata-rata kematian harian mencapai tingkat tertinggi dalam waktu sekitar satu tahun pada 1 Februari di hampir 2.600 per hari. Namun setelahnya turun di bawah 2.000.

"Meskipun kita belum berada di tempat yang kita semua inginkan, kita didorong oleh penurunan dramatis yang kita lihat dalam kasus dan rawat inap di seluruh negeri," kata koordinator respons Covid Gedung Putih, Jeff Zientsl.

Kenaikan sebelumnya terjadi akibat penyebaran varian Omicron, setelah perayaan Thanksgiving. Kala itu kasus disebut benar-benar parah.

"Itu benar-benar cepat, ganas, seperti banjir bandang," kata ahli epidolog Johns Hopkins, Jennifer Nuzzo.

Nuzzo memperingatkan bahwa pemulihan masih terancam. Ini karena subvarian Omicron, BA.2 yang disebut sejumlah riset lebih mudah menular daripada strain omicron asli, meskipun saat ini beredar pada tingkat yang rendah di AS.

"Saya tidak berpikir BA.2 akan menyebabkan lonjakan besar yang kita lihat di musim dingin," kata Nuzzo.

"Tapi mungkin saja itu bisa menyeret penurunan, tingkat perlambatan," katanya.

Meskipun infeksi tetap menjadi tanda peringatan dini yang penting, kata Nuzzo, rawat inap dan kematian adalah indikator paling penting tentang bagaimana AS harus menanggapi Covid ke depan. Omicron umumnya tidak membuat orang sakit seperti varian Delta, jadi jumlah infeksi saja tidak memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana pandemi berdampak pada masyarakat.

Lagipula, tegasnya, AS punya kemampuan melindungi diri. Meski tetap rentan, vaksin bisa menjadi senjata.

"Kita berada dalam kondisi yang berbeda sekarang dari pada tahun 2020," kata Nuzzo.

"Kita memiliki vaksin, kita memiliki virus yang berdasarkan kasus cenderung kurang mematikan, meskipun itu sangat terkait dengan tingkat kekebalan yang ada di populasi kita."

Seiring dengan kasus yang melandai, pemerintah federal kini berupaya untuk menangani virus dengan arah yang berbeda. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga akan segera memperbarui panduan maskernya.

"Kami ingin memberi orang istirahat dari hal-hal seperti mengenakan masker ketika pengukuran ini lebih baik, dan kemudian memiliki kemampuan untuk menjangkau mereka lagi jika keadaan memburuk," kata direktur CDC.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Mengganas, Kasus Covid-19 di AS Tembus 1 Juta/Hari!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular