
Sederet Tantangan Transisi Energi, Pemerintah Sanggup?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan sederet tantangan Indonesia dalam transisi energi menuju netral karbon atau net zero emission di tahun 2060.
Sekeretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM, Ego Syahrial menyampaikan bahwa, pada dasarnya kerjasama antara pemerintah dan stakeholder sektor energi menjadi kunci utama dalam percepatan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Sinergi dan kolaborasi dalam mendorong transisi energi perlu diperkuat guna mencapai realisasi bauran energi sebesar 23% di tahun 2025.
Dalam paparanya, Ego merinci beberapa tantangan dalam pengembangan EBT. Pertama, keekonomian dan teknologi dapat mendukung keandalan sistem tenaga listrik dan terciptanya harga yang kompetitif.
Kedua, kesiapan industri dalam negeri melalui pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ketiga, keseimbangan supply dan pertumbuhan demand dengan harga terjangkau.
Keempat, kemudahan perizinan dan penyiapan lahan serta bottlenecking dalam pelaksanaan proyek EBT.
Di samping itu, terdapat pula berbagai pengembangan EBT, diantaranya dana EBT, sharing jaringan melalui sistem power wheeling, harga dan insentif EBT hingga harmonisasi perizinan.
Ego mengungkapkan arah kebijakan energi nasional saat ini adalah melaksanakan transisi energi, yaitu dari energi fosil menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan, terutama melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). "Masih diperlukan usaha yang lebih intensif untuk mencapai target 23% pada tahun 2025," ungkapnya, Jumat (18/2/2022).
Guna mencapai tujuan tersebut, Ego menegaskan pentingnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi serta kegiatan riset sebagai dukungan utama pengembangan EBT.
"Dalam siklus proyek energi terbarukan, pelaksanaan litbang yang baik akan secara terus menerus menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan kompetitif, sehingga dapat menurunkan biaya Levelized Cost of Electricity (LCOE) pembangkit, dan meningkatkan value added pada produk industri EBT," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RUU EBT Siap Masuk Pembahasan Akhir Agustus Ini
