Internasional

AS Buka-bukaan soal Ukraina Jadi Anggota NATO: Itu Hak!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 February 2022 17:00
A woman holds a Ukraine flag and looks up at the traditional Ukrainian bread and salt in front of the US embassy in Kiev, Ukraine, Friday, Jan. 20, 2017, in support of Donald Trump hours before he is to be sworn in as president of the United States. (AP Photo/Efrem Lukatsky)
Foto: Seorang wanita memegang bendera Ukraina di depan kedutaan besar AS di Kiev, Ukraina, Jumat, 20 Januari 2017,. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan salah satu kunci yang mendorong terjadinya konflik Rusia dan Ukraina. Moskow sendiri disebut mengancam bakal menyerang Kiev untuk mencegahnya bergabung dengan NATO.

Sebagaimana diketahui, jika Ukraina menjadi anggota NATO, negara ini akan mendapatkan dukungan militer dari pihak luar secara signifikan. Salah satunya dari Amerika Serikat (AS).

Menanggapi isu ini, Kedutaan Besar AS di Indonesia mengatakan percaya bahwa negara-negara memiliki hak atas kedaulatan dan integritas teritorial. Negara juga dianggap memiliki kebebasan untuk menentukan arah, memilih kebijakan luar negeri sendiri, dan bergaul dengan negara mana saja.

"Sehubungan dengan bergabungnya Ukraina dengan NATO, saya akan merujuk Anda ke komunike KTT NATO 2021 di mana NATO mendukung hak Ukraina untuk memutuskan kebijakan luar negerinya sendiri di masa depan," kata seorang pejabat senior Kedubes AS dalam press briefing, dihadiri CNBC Indonesia, Jumat (18/2/2022).

Namun pejabat tersebut mengaku tidak bisa menjelaskan secara spesifik mengapa Ukraina hingga saat ini belum bergabung secara resmi dalam NATO.

"Saya tidak tahu apakah mereka telah meminta untuk berada atau di mana percakapan itu saat ini. Tetapi kami percaya bahwa Ukraina berhak mengajukan permintaan itu jika mereka mau, dan tidak diancam oleh tetangga mereka jika mereka memilih untuk melakukannya," jelasnya.

Rusia sendiri sebelumnya mengkhawatirkan keamanan negaranya karena AS dan sekutunya NATO belum memenuhi komitmen mereka untuk tidak memperluas jaringan kelompok tersebut.

Jika Ukraina resmi menjadi anggota NATO, Rusia khawatir jika struktur tengah NATO akan menutup perbatasan dan menghadirkan ancaman langsung terhadap keamanan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut.

Rusia sebelumnya dikabarkan telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina tetapi membantah berencana untuk menyerang negara tetangganya tersebut.


(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Tiba-tiba Dapat Warning Keras dari Biden, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular