
Transaksi Berjalan RI Surplus di 2021, Thanks Batu Bara!

Transaksi Modal dan Finansial mencatat defisit di kuartal IV-2021 sebesar US$ 2,4 miliar (0,7% dari PDB) setelah mencatat surplus US$ 6,7 miliar (2,2% dari PDB) di kuartal sebelumnya. Berbaliknya salah satu pos NPI ini menjadi defisit akibat aliran modal keluar yang terjadi merespon normalisasi kebijakan moneter The Fed (Bank sentral Amerika Serikat).
Hal ini menujukan bagaimana mudahnya keluar masuknya devisa di pos transaksi modal dan finansial yang terdiri dari investasi langsung, investasi portofolio dan lainnya.
Investasi langsung masih mencatat surplus US4 3,4 miliar di kuartal IV, tetapi investasi portofolio defisit US$ 4,8 miliar, begitu juga dengan investasi lainnya defisit US$ 1,1 miliar.
Aliran modal keluar dari pasar obligasi Indonesia menjadi pemicu besarnya defisit investasi portofolio. BI mencatat investor asing melakukan jual bersih (net sell) Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Rupiah senilai US$ 4,5 miliar di kuartal IV, jauh lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya US$ 1,4 miliar.
Akibatnya kepemilikan asing di SUN saat ini menjadi US$ 61,2 miliar atau 22,9% dari total SUN, dibandingkan sebelumnya US$ 65,5 miliar atau 26.1%.
Seperti diketahui The Fed pada kuartal IV-2021 lalu mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter dengan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).
Tapering pertama diumumkan pada bulan November, tetapi di bulan Desember The Fed melipatgandakan nilainya sehingga QE bisa selesai lebih awal di bulan Maret 2021 dari rencana sebelumnya pertengahan tahun ini.
Selain itu, The Fed juga mengindikasikan akan menaikkan suku bunga di bulan Maret dan diikuti kenaikan selanjutnya plus pengurangan nilai neraca.
Agresifnya The Fed dalam menormalisasi kebijakan moneternya membuat yield Treasury AS melesat naik yang memicu aliran modal keluar dari dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]