Eks WHO Pertanyakan Kematian Covid Non Komorbid & Lansia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 18/02/2022 10:50 WIB
Foto: Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga jenis Pfizer kepada warga saat vaksinasi booster Covid-19 di RSUI, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mempertanyakan angka kematian akibat varian Omicron yang sudah menembus lebih dari 1.000 orang.

Kementerian Kesehatan sendiri telah menganalisa sebanyak 1.090 pasien yang meninggal hingga 13 Februari 2022. Dari data tersebut, disebutkan bahwa 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap.

"Jadi 32% yang meninggal sudah divaksinasi lengkap," kata Tjandra, Kamis (17/2/2022).


Tjandra kemudian merujuk pada data Kementerian Kesehatan yang menyebut 49% kasus meninggal masuk dalam kategori lanjut usia. Artinya, 51% masyarakat yang meninggal belum lanjut usia.

"Dan 48% memiliki komorbid, atau 52% tidak memiliki komorbid. Juga tentu ada gabungan antara yang lansia dengan komorbid dan belum divaksinasi lengkap ada," tegas Tjandra.

Tjandra lantas mengusulkan agar analisa kematian yang dilakukan pemerintah dapat dilakukan lebih mendalam. Misalnya, seperti apakah komorbid benar-benar memperparah infeksi Covid-19.

"Penentuan cause of death apakah karena Covid dengan badai sitokin misalnya, atau barangkali justru karena pemburukan komorbid yang ada, atau gabungan keduanya," jelasnya.

"Dianalisa bagaimana perjalanan klinik dari mulai tertular, manifestasi gejala awal dan proses pemburukannya sampai pasien wafat. [Kemudian] data berapa perbandingan antara Omicron dari varian lain pada mereka yang meninggal dunia," jelasnya,

Tjandra menegaskan perlu adanya perbandingan kematian akibat Covid-19 dan varian lainnya, termasuk seberapa banyak mereka yang meninggal do rumah sakit atau saat menjalani isolasi mandiri.

"Dihitung waktu yang dibutuhkan proses penanganan yang biasa kita kenal dalam bentuk patient delay atau doctor's delay atau health system delay atau mungkin hospital delay," katanya


(cha/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan