SKK Migas: Proyek Masela Didorong Sesuai PoD yang Disetujui!

News - Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
17 February 2022 14:29
Blok Masela (Dok.Reuters) Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menekankan kepada Inpex Masela Ltd dan Shell selaku operator Blok Masela, untuk melaksanakan investasi Liquefied Natural Gas (LNG) Blok Masela sesuai dengan Plant of Development (POD) yang sudah disetujui.

Yang mana seperti diketahui, bahwa proyek LNG Blok Masela ini disepakati untuk bisa selesai pada akhir tahun 2027.

"SKK Migas sampai hari ini tetap mendorong untuk dilaksanakan sesuai PoD yang sudah disetujui, untuk segera produksi secepatnya. Kami belum menerima usulan revisi dari Inpex sama sekali dan kita masih fight untuk usaha-usaha percepatan," terang Deputi Operasi Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Julius Wiratno kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/2/2022).

Julius menekankan bahwa, pemerintah melalui SKK Migas masih terus mendorong investasi Inpex di Masela, ini untuk segera di realisasikan. Karena beberapa pekerjaan persiapan sudah dan sedang dimulai seperti persetujuan Analisis Dampak dan Lingkungan (AMDAL), metocean survey, dan juga pembebasan lahan.

Dalam paparannya, CEO Inpex, Takayuki Ueda menjabarkan, bahwa Inpex sedang melakukan studi ukuran yang komprehensif seperti pengenalan

Fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau akrab disapa CCUS. Hal itu untuk membuat proyek LNG Blok Masela bisa menjadi lebih bersih.

"Sehingga proyek ini bisa mengurangi biaya lebih lanjut dan mempromosikan proyek sebagai proyek yang kompetitif dan bersih dengan tujuan memulai produksi pada awal 2030-an," ungkap Takayuki.

Atas pernyataan memulai produksi pada tahun 2030 itu, Julius mengatakan bahwa pihak Inpex belum mengajukan usulan tersebut. "SKK Migas meminta Inpex untuk segera kalau memang (produksi mundur) itu yang diinginkan, untuk kita tim perencana khususnya bisa segera melakukan review dan evaluasi," terang Julius.

Seperti yang diketahui, saat ini Inpex Masela Ltd dan Shell selaku operator Blok Masela sedang melakukan revisi PoD wilayah kerja migas yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Revisi PoD itu berkenaan dengan masuknya CCUS. Hal ini dilakukan supaya aset Blok Masela dalam hal ini LNG Masela bisa dikatakan kompetitif karena memiliki syarat green energy.

"Revisi PoD-nya belum diajukan. Katanya begitu (harus memasukan CCUS) namun kami belum mengetahui detilnya seperti apa," ungkap Julius.

Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong Inpex untuk tetap menyelesaikan proyek tersebut. Karena, kata Julius, diperlukan strategic decision Inpex untuk jangka panjang terkait dengan competitiveness productnya.

Seperti yang diketahui, pada tahun lalu Shell pemilik 35% saham di Blok Masela memutuskan untuk hengkang dari proyek gas abadi itu. Namun, hengkangnya Shell belum bisa terlaksana lantaran belum ada investor yang ingin membeli saham Shell.

Saat ini Shell adalah pemilik hak partisipasi di Blok Masela sebesar 35%. Sisanya 65% dimiliki oleh Inpex Masela. Lapangan Abadi ini memiliki nilai investasi senilai US$ 19,8 miliar, yang ditargetkan memproduksi sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd serta 35.000 barel minyak per hari.

Adapun Proyek ini diharapkan sebelumnya bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Blok Masela 'Drama' Lagi, Shell Tak Dapat Investor Pengganti


(pgr/pgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading