Simak! Fakta-fakta Banyak Jalan 'Neraka' di Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Diproyeksikan tingkat kemantapan jalan di Indonesia berkurang pada tahun ini. Artinya makin banyak jalan rusak yang akan terlihat di jalanan.
Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian, kemantapan jalan nasional diprediksi mengalami penurunan 1,09% menjadi 90,71% pada akhir 2022. Sehingga jalan rusak akan bertambah di tahun ini dan semakin jauh dari target rencana strategis (renstra).
Berikut beberapa fakta - fakta yang mengenai banyaknya jalan rusak di Indonesia.
Anggaran Kurang
Salah satu yang menjadi persoalan adalah alokasi anggaran. Hedy menjelaskan untuk mempertahankan kemantapan jalan seperti tahun 2021 lalu di angka 91,81% dibutuhkan anggaran Rp22,3 triliun. Sementara anggaran pada tahun ini hanya Rp18,02 triliun.
"Jadi ini masih cukup jauh untuk mempertahankan apalagi untuk mencapai target renstra," jelasnya.
Sementara dari target Renstra pada 2022 ini kondisi kemantapan jalan harus mencapai 95%. Menurut dia backlog atau daftar pekerjaan tertunda di bidang preservasi jalan mencapai Rp14,9 triliun, sehingga tidak bisa diselesaikan pada tahun ini.
Jalanan dan Jembatan Nasional Berumur Tua
Hedy menerangkan penurunan kemantapan kondisi jalan terjadi karena banyak jalan dan jembatan yang sudah berumur tua atau aging.
Dimana saat ini ada 3.000 km jalanan yang hampir rusak, sehingga dibutuhkan penanganan segera. Namun belum bisa tertangani pada tahun ini.
Dari data Bina Marga ada 3.848,15 km kondisi jalan nasional rusak, dan 2.901 km kondisi jalan marginal pada tahun 2021 kemarin.
![]() Kendaraan melintasi jalan yang rusak di kawasan H. R. Rasuna Said, Jakarta, Rabu (9/2/2022). Jalan rusak ini sangat berbahaga bagi pengendara terlebih saat hujan turun. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) |
Mutu Jalan Kurang Baik Hingga Odol
Selain berumur tua, mutu jalan juga diakui menjadi masalah. Hedy menjelaskan tidak sedikit yang bermasalah dari penuaan dini atau early aging karena mutu yang kurang baik.
"Banyak juga yang early aging ini kita perhatikan, kita akan meningkatkan intensitas teknikal audit," jelas Hedy.
Selain itu penyebab banyak rusak seperti truk 'obesistas' atau Over Load Over Dimension, hingga keterlambatan penanganan dari kerusakan sebelumnya.
Begitu juga dengan bencana alam membuat kerusakan jalan semakin cepat.
[Gambas:Video CNBC]
Ya Ampun! Udah 2022 Masih Ada 'Jalan Neraka' di Dekat Jakarta
(dce/dce)