
Begini Penampakan Nyata 'Harta Karun' Hijau yang Dipunyai RI
Vanili adalah tanaman perkebunan tahunan. Hasil olahannya dapat menghasilkan produk bernilai tambah, dalam bentuk ekstrak, sari, oleoresin, maupun bubuk.

Petani menggunakan sarung tangan untuk menjaga kebersihan selama proses vanilla dryer. Indonesia memiliki harta karun yang kerap dijuluki emas hijau. Harta karun hijau Indonesia itu adalah vanili. (Tangkapan Layar via Instagram @desa_ekspor_indonesia)

Vanili adalah tanaman perkebunan tahunan. Hasil olahannya dapat menghasilkan produk bernilai tambah, dalam bentuk ekstrak, sari, oleoresin, maupun bubuk. Yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kuliner. Selain itu, vanili juga dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, parfum, herbal, dan minyak esensial. (Tangkapan Layar via Instagram @desa_ekspor_indonesia)

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Kementan mencatat, vanili merupakan komoditas ekspor penghasil devisa negara 95% diusahakan oleh perkebunan rakyat. Volume ekspor vanili tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu 6.363 ton. Kinerja ekspor dilaporkan cenderung menurun, terutama akibat serangan jamur yang menyebabkan penyakit busuk batang vanili. Dan menurunkan produktivitas hingga 30-80%. (Tangkapan Layar via Instagram @desa_ekspor_indonesia)

Sayang, tak banyak informasi yang dapat digali mengenai vanili. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, vanili sebagai tanaman perkebunan rakyat. Dimana data luasan areal termutakhir adalah tahun 2014, yakni 13,60 hektare (ha).(Tangkapan Layar via Instagram @desa_ekspor_indonesia)

Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag) vanili kerap disebut sebagai 'emas hijau' karena memiliki nilai ekonomis serta harga jual yang tinggi. Biji vanili mencapai harga tertinggi di tahun 2018, yakni US$650/kg atau hampir Rp 10 juta/kg bila pakai kurs saat ini. Namun, pada tahun 2020, harga biji vanili terkoreksi menjadi US$200/kg.(Dok via desa ekspor indonesia)