Internasional

Ramai Negara "Damai" dengan Omicron, Eropa ke Tetangga RI

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 February 2022 15:30
Kecelakaan kereta api di Great Belt Bridge, Denmark
Foto: Kecelakaan kereta api di Great Belt Bridge, Denmark (Carsten Bundgaard/Ritzau Scanpix/via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara mulai mencabut pembatasan Covid-19 untuk membendung varian Covid-19, Omicron. Langkah ini dilakukan dengan klaim kasus yang sudah melalui puncak dan angka vaksinasi, termasuk booster, cukup tinggi.

Kebanyakan dari negara-negara ini berada di Eropa. Pelonggaran, termasuk tak memakai masker, bahkan dilakukan sejak akhir Januari lalu.

Berikut rinciannya, dikutip dari berbagai sumber:

1. Inggris

Inggris merupakan negara pertama mulai berpikir untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 Omicron. Langkah ini diambil Negeri Ratu Elizabeth itu sejak 27 Januari.

Di Inggris masker kini tak lagi wajib. Kartu vaksin juga ditiadakan.

Mengutip Worldometers, Inggris mencatat 66.000 kasus dengan 206 kematian Kamis (10/2/2022). Saat puncak Omicron terjadi, kasus menembus 200.000

2. Irlandia

Sama seperti tetangganya Inggris, Perdana Menteri Irlandia Michael Martin, mengumumkan bahwa sebagian besar pembatasan pandemi akan dibatalkan sejak Januari, termasuk waktu tutup lebih awal bisnis dan pembatasan lainnya.

Megutip Worldometers, Irlandia kini mencatat 5.649 kasus baru. Kasus harian jauh menurun dibanding puncak di Januari, hingga 20.000.

3. Belanda

Belanda juga mencabut sejumlah pembatasan Covid-19, Januari. Ini terjadi pasca Inggris mengumumkan hal senada.

Sebelumnya, Belanda dikunci selama empati minggu. Namun pemerintah menegaskan, langkah ini bukan tanpa risiko.

Mengutip Worldometers, kemarin Belanda mencatat 86.779 kasus baru dengan 15 kematian. Di negara ini kasus harian rata-rata per tujuh hari masih tinggi yakni 119.319.

4. Finlandia

Langkah pelonggaran juga diambil Finlandia. Negara ini melakukan pelonggaran pembatasan mulai Februari ini.

Namun negara tetap mendorong warga untuk divaksinasi. Pembatasan yang dilonggarkan antara lain restoran, yang akan tetap buka hingga pukul 21:00, dengan batasan hingga 75% kapasitas.

Mengutip Worldometers, Finlandia mencatat 12.000 kasus baru kemarin. Kasus sendiri masih mengalami tren kenaikan setiap hari.

5. Denmark

Denmark mengucapkan selamat tinggal ke masker dan kartu kesehatan Covid-19. Negeri itu menjadi negara Uni Eropa (UE) pertama yang mencabut semua pembatasan pandemi meski masih mengalami rekor kasus corona terutama varian Omicron.

Pelonggaran itu dilakukan ketika Denmark mencatat sekitar 40.000-50.000 kasus Covid baru setiap hari atau 1% dari 5,8 juta penduduk negara itu. Hanya beberapa pembatasan yang masih diberlakukan, seperti ke para pelancong yang tidak divaksinasi, yang datang dari negara non-Schengen.

Mengutip Worldometers, Denmark mencatat 50.542 kasus baru kemarin. Dari data John Hopkins, kasus masih belum melandai dari titik terendah 2000 kasus di November 2021, denna rata-rata 44.000 sehari.

6. Prancis

Di Prancis, pemerintah telah melonggarkan beberapa aturan pembatasan setelah adanya penurunan kasus infeksi Covid-19 awal Februari. Kini mengenakan masker di luar ruangan tidak lagi diwajibkan dan batas kapasitas penonton untuk teater, konser, pertandingan olahraga, dan acara lainnya telah dicabut.

Mengutip Worldometers, kemarin Prancis mencatat 153.025 kasus baru dengan 310 kematian. Namun kasus sedikit melandai dibanding Januari, di mana kasus baru per hari sempat mencapai 500.000.

7. Norwegia

Sementara itu, di Norwegia, pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Jonas Gahr Stoere mengatakan restoran akan kembali diizinkan untuk menyajikan alkohol di luar jam 11 malam. Bekerja dari rumah (wfh) tidak lagi wajib dan batas 10 pengunjung di rumah pribadi akan dihapus.

Langkah ini dilakukan negara Nordik itu di saat kasus sedang meninggi. Jonas mengatakan meski kasus meningkat, jumlah keterisian rumah sakit cukup sedikit mengingat vaksinasi yang sudah cukup mencakup porsi besar populasi.

Norwegia, mengutip Worldometers, mencatat 24.448 kasus Covid-19 kemarin. Merujuk statistik John Hopkins University, kasus masih belum melandai dari titik di Oktober 2021, di mana ada 200 kasus sehari.

8. Italia

Negeri itu mencabut aturan wajib masker di luar ruangan, Selasa (8/2/2022) lalu. Pemerintah mengklaim situasi sudah membaik.

Meski demikian, masker masih akan diperlukan di wilayah ramai dan dalam ruangan. Aturan baru akan berlaku 11 Februari hingga 31 Maret.

Mengutip Worldometers, Italia mencatat 75.861 kasus baru kemarin dengan 325 kematian. Namun kasus Sudan melandai dari puncak di Januari yang sempat menyentuh 200.000 kasus baru.

9. Swedia

Pemerintah Swedia mengumumkan "pandemi telah berakhir". Semua pembatasan Covid-19 bahkan sudah dicabut.

Ini dilakukan meski tekanan pada sistem perawatan kesehatan masih tinggi. Bahkan, sejumlah ilmuwan sudah meminta pemerintah bersabar memerangi pandemi.

Mengutip Reuters, pemerintah menyebut ada dua alasan mengapa ini dilakukan pemerintah. Pertama, angka vaksinasi tinggi. Kedua, varian Omicron yang diyakini tidak terlalu parah.

Swedia sendiri melaporkan kasus baru Rabu (9/2/2022). Di mana ada 15.490 kasus harian baru. Puncak kasus terjadi Januari dengan 130.000 kasus baru.

Halaman 2>>>

Malaysia

Pelonggaran Covid-19 juga dilakukan tetangga RI. Ini setidaknya dilakukan Malaysia dan Filipina.

Di Malaysia, pemerintah akan menyiapkan skema kedatangan turis tanpa karantina mulai 1 Maret mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Dewan Pemulihan Nasional (NRC) pada awal pekan ini.

Ketua NRC yang juga mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin menyebutkan dalam skema masuk tanpa karantina ini, wisatawan asing harus menjalani tes Covid-19. Baik sebelum dan setelah tiba di Negeri Jiran.

"Direkomendasikan oleh NRC agar perbatasan negara dibuka sepenuhnya pada waktunya untuk mendukung pemulihan bangsa. Dalam hubungan ini, dewan sepakat bahwa perbatasan negara akan dibuka sepenuhnya pada 1 Maret tanpa perlu karantina wajib," ujarnya dikutip The Star.

Meski begitu, Muhyiddin juga menegaskan akan merinci jalur akses masuk tanpa karantina ini melalui penilaian resiko dari setiap negara. Dalam hal ini, pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan, Khairy Jamaluddin.

"Pembukaan perbatasan negara perlu dilakukan sesuai dan berdasarkan penilaian risiko saat ini," tambahnya.

Mengutip Worldometers, Malaysia mencatat 19.090 kasus kemarin dengan 10 kematian. Saat ini ada 107.883 kasus aktif.



Filipina

Sementara itu, Filipina juga membuka pintu masuk untuk turis asing sejak Kamis. Ini adalah upaya menyelamatkan ekonomi, pariwisata dan industri setelah hampir dua tahun.

Pelancong asing dari 157 negara dengan pengaturan bebas visa dengan Filipina bisa masuk ke negeri itu. Namun mereka harus sepenuhnya divaksinasi Covid-19 dan dites negatif corona.

Jika syarat terpenuhi, turis tidak lagi wajib karantina pada saat kedatangan. Pemerintah juga mengakhiri sistem klasifikasi risiko yang melarang pelancong dari negara-negara yang paling parah terkena dampak Covid-19.

Filipina memberlakukan salah satu penguncian terlama di dunia dan dengan pembatasan karantina terketat di masa pandemi Covid-19. Pandemi menyebabkan resesi ekonomi di negara itu, terburuk sejak 1940-an, dan mendorong pengangguran dan kelaparan ke tingkat rekor.

Pembukaan kembali sebenarnya telah ditetapkan pada 1 Desember 2021. Namun aturan ditunda karena varian Omicron yang sangat menular menyebar di seluruh dunia sejak akhir tahun lalu.

Dari data pemerintah, 60 juta lebih dari 110 juta orang Filipina telah divaksinasi penuh. Sebanyak 8,2 juta telah menerima suntikan booster.

Presiden Rodrigo Duterte memperingatkan warga dalam pidatonya di televisi agar penduduk tak berlebihan menyikapi hal ini. Ia tetap mendesak warga yang tidak divaksinasi untuk segera diimunisasi.

"Jika Anda tidak divaksinasi dan Anda mati, saya akan memberi tahu Anda, 'selamat tinggal,'" kata presiden itu Senin lalu.

Filipina mencatat 4.575 kasus baru kemarin. Kasus melandai jika dibandingkan dengan puncaknya di Januari yang mencapai 38.000 sehari.

Halaman 3>>

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta langkah-langkah pelonggaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan.

"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," kata Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove dalam briefing online, pekan lalu.

"Jadi sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis."

Sementara itu, Kepala kedaruratan WHO Mike Ryan meminta negara-negara memetakan strategi sendiri untuk keluar dari pandemi. Dan, tidak ikut-ikutan negara lain karena situasi yang dihadapi mungkin berbeda.

"Saya pikir ini adalah fase transisi bagi banyak negara, tidak setiap negara dalam situasi yang sama," ujarnya.

Di data Worldometers, Jumat (11/2/2022), ada 406 juta warga bumi terinfeksi Covid-19 dengan 5,8 juta kematian sejak pandemi mewabah di Wuhan, China akhir 2019. Namun ada 326 juta warga dunia berhasil pulih.




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular