
Awas Ada Krisis Baru Hantui Bumi: 'Kiamat' Diesel

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia seakan tidak ada habisnya dilanda krisis. Saat bumi masih bergejolak dengan Covid-19 dan krisis gas, kali ini dilaporkan kelangkaan bahan bakar diesel mulai terjadi.
Hal ini terlihat di Eropa dan Asia. Persediaan di Amsterdam-Rotterdam-Antwerp (ARA) Eropa dilaporkan turun pada pekan lalu sebesar 2,5%. Sementara itu, di Singapura, persediaan distilasi juga turun ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir yakni di angka 8,21 juta barel.
Kelangkaan ini disebut-sebut merupakan dampak dari pulihnya permintaan pasca pandemi Covid-19. Di sisi lain, negara-negara lokasi penyulingan seperti AS masih beroperasi dengan kapasitas di bawah masa-masa sebelum pandemi.
"Permintaan diesel tampaknya meningkat di (Eropa barat laut) tetapi kapasitas penyulingan yang lebih rendah dibandingkan dengan pra-Covid dan tingkat impor yang rendah membuat pasar di bawah tekanan berat," kata Lars van Wageningen dari Insights Global kepada Reuters, Kamis (10/2/2022).
Sementara itu, hal ini juga ikut mengerek harga bahan bakar yang lazim digunakan untuk industri dan kendaraan berat itu. Harga diesel Eropa Barat Laut mencapai US$ 114/barrel pada hari Senin, tertinggi sejak September 2014.
Analis Morgan Stanley mencatat bahwa fenomena ini akan mengulangi kejadian pada 2008 lalu di saat terjadi kenaikan hingga US$ 180/barrel. Saat itu, terjadi kenaikan tinggi harga minyak mentah Brent yang membuat pasar penyulingan memutuskan untuk memotong produksinya.
"Pengulangan itu bukan dasar kami, tetapi perlu dicatat bahwa harga solar telah mengikuti periode 2007-08 dengan cermat dalam beberapa bulan terakhir," kata lembaga keuangan itu seraya meramalkan harga diesel di angka US$ 100/barrel pada paruh kedua tahun ini.
(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Krisis Diesel Dunia Bisa Berdampak ke Indonesia